Menteri Kabinet Kerja Lebay, Cuma Pintar Bikin Heboh

Menteri Kabinet Kerja Lebay, Cuma Pintar Bikin Heboh
Menteri Kabinet Kerja Lebay, Cuma Pintar Bikin Heboh

jpnn.com - JAKARTA- Kabinet Kerja yang dibentuk Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai lebih lihai membuat heboh dibandingkan membuktikan kinerja pada publik. Hal ini disampaikan politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo dalam peluncuran bukunya Republik Komedi, 1/2 Presiden di Jakarta Selatan, Minggu (10/5).

"Kenapa banyak yang minta ada reshuffle? Ya karena menteri-menterinya kebanyakan hanya bisa buat heboh tapi kerja nyata enggak kelihatan," kata anggota Komisi III DPR tersebut.

Di awal pembentukan kabinet, imbuhnya, publik sudah dibuat heboh dengan munculnya menteri wanita Susi Pudjiastuti yang bertato dan merokok saat diwawancara media massa. Menurut Bambang, hal itu sudah menunjukkan kriteria menteri yang tidak bisa memberi teladan baik untuk publik.

"Sebenarnya itu urusan si menteri bertato dan merokok. Tidak ada yang larang. Tapi secara moral itu jadi persoalan. Menteri kok beri contoh buruk," sambung Bambang.

Menteri lain yang disorotinya adalah Menpan-RB Yuddy Chrisnandi yang membuat peraturan melarang rapat kementerian di perhotelan. Bagi Bambang, kebijakan itu mematikan usaha-usaha hotel yang selama ini meraup keuntungan dari acara-acara tersebut.

"Benar memang tujuannya untk penghematan. Tapi jangan mematikan usaha orang lain. Banyak pengusaha hotel mengeluhkan itu. Karena saya wakil ketua Kadin jadi saya tahu masalah yang dihadapi," lanjutnya.

Para menteri pilihan Jokowi, sambung Bambang, lebih sibuk membuat heboh demi pencitraan. Jika terus demikian, kata dia, jangan heran jika masyarakat muak dan terus memberi kritik pada pemerintah.

"Enggak salah juga sih menterinya pada pencitraan karena mereka meniru presidennya. Tapi nantilah pencitraannya kalau 2018 siapa tahu masih mau maju di pemilu. Jangan sekaranglah. Sekarang tunjukin aja kinerjanya biar dilihat publik," tandas Bambang. (flo/jpnn)

JAKARTA- Kabinet Kerja yang dibentuk Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai lebih lihai membuat heboh dibandingkan membuktikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News