Menteri Kependudukan Petakan Daerah dengan Keluarga Berisiko Stunting
jpnn.com - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala BKKBN Dr. Wihaji menyebutkan telah merumuskan daerah mana yang memiliki keluarga berisiko stunting (KRS) yang termasuk ke dalam desil 1 (kemiskinan ekstrem).
Hal itu diungkapkan ssat memonitoring langsung pelaksanaan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) yang dilakukan Jimmy Hantu, salah satu orang tua asuh yang membentuk Rumah Ceting (Cegah Stunting) di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/12).
“Setelah ditelusuri, jumlah KRS saat ini sebanyak 1,4 juta keluarga, dari 8,7 juta KRS berdasarkan hasil Pendataan Keluarga 2024 yang dilakukan Kemendukbangga/BKKBN,” ucap Wihaji, dalam keterangannya, Sabtu (14/12).
Sementara itu, Jimmy yang merupakan seorang inovator agrososial mempunyai produk yang dinamakan Hantu (Hormon Tanaman Unggul).
Dia telah menjadi orang tua asuh stunting terhadap 200 lebih bayi di bawah dua tahun (baduta) yang berasal dari keluarga berisiko stunting.
“Target saya se-Kecamatan Taman Sari nol stunting. Saya berharap semua (anak berisiko stunting) bisa saya asuh,” ungkap Jimmy.
Dia menekankan akan tetap mengedukasi cara mengolah makanan bergizi yang baik kepada KRS asuhannya.
“Supaya mereka tetap mandiri ketika program Ceting sudah berhasil dilaksanakan,” tuturnya. (mcr4/jpnn)
Menteri Kependudukan Wihaji telah merumuskan daerah mana yang memiliki keluarga berisiko stunting (KRS) yang termasuk ke dalam desil 1 (kemiskinan ekstrem).
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi
- Mendagri Tito Ungkap Ada Program Stunting Anggarannya Rp 10 M, tetapi Sampai ke Rakyat Rp 2 M
- Salurkan 32.000 Telur untuk Ratusan Anak Terindikasi Stunting
- JICT Bikin Terobosan Menekan Angka Stunting di Jakarta Utara
- Begini Cara Polri Kawal Program Pencegahan Stunting di Pelalawan
- Milklife Festival Keluarga Sehat Ajak Warga Kudus Berperan Cegah Stunting
- Kemendukbangga/BKKBN Raih Penghargaan di Ajang Penganugerahan Reksa Bandha 2024