Menteri LHK: 95 Persen Hutan Gambut Suaka Margasatwa Rawa Singkil di Aceh Tetap Utuh
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan lebih dari 95 persen dari Suaka Margasatwa Rawa Singkil (SMRS) yang luasnya lebih dari 82 ribu hektare di Aceh – masih dalam kondisi utuh.
Suaka margasatwa ini merupakan komponen penting dari Kawasan Ekosistem Leuser yang luas, yang mencakup lebih dari 2,6 juta hektare.
Menteri Siti Nurbaya mengatakan ekosistem ini telah memenuhi target iklim FOLU Net Sink jauh sebelum batas waktu tahun 2030.
“Saat ini kami sedang menangani kurang dari 5 persen dari luas Suaka Margasatwa Rawa Singkil, yang berupa vegetasi nonhutan yang terkena dampak perambahan dan masalah lainnya, melalui penegakan hukum kolaboratif dan keterlibatan masyarakat,” kata Menteri Siti Nurbaya saat diskusi di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (6/8/2024).
“Pada saat ini Tim Gakkum terpadu sudah beberapa minggu ada di lapangan dan saya dilaporkan secara berkala dari lapangan,” tegas Menteri Siti.
Dari laporan lapangan Menteri mencatat bahwa revegetasi alami sedang mengalami kemajuan pasca perambahan di beberapa bagian vegetasi nonhutan yang akan dilengkapi dengan pengayaan spesies vegetasi lokal.
“Sedangkan untuk kawasan vegetasi nonhutan yang ditanami kelapa sawit akan kami restorasi secara bertahap,” ujar Menteri Siti.
Menteri Siti Nurbaya memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyoroti temuan analisis NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) di Suaka Margasatwa Rawa Singkil yang dilakukan tim KLHK.
Menteri LHK Siti Nurbaya menegaskan lebih dari 95 persen dari Suaka Margasatwa Rawa Singkil (SMRS) seluas 82 ribu Ha di Aceh – masih dalam kondisi utuh.
- JeumPAY, Aplikasi Karya Anak Muda Aceh Resmi Diluncurkan
- Terdakwa Narkotika yang Kabur dari Pengadilan Ditangkap Brimob di Rumah Saudaranya
- 5 Persemaian Skala Besar Diresmikan untuk Mendukung Rehabilitasi Hutan dan Lahan
- Debat Kandidat Pilgub Aceh Ricuh, Ini yang Terjadi
- Santri Diajak Proaktif Melawan Judi Online Lewat Kampanye di Digital
- Pengakuan Imigran Rohingya: Bayar Rp 32 Juta untuk Naik Kapal ke Indonesia