Menteri Nasir: Festival Sarung Indonesia Dorong Ekonomi Kerakyatan
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, Festival Sarung Indonesia bisa mendorong pemberdayaan ekonomi kerakyatan, khususnya para UKM perajin sarung di Indonesia.
“Dengan adanya kekuatan ekonomi lokal bisa meningkatkan ekonomi rakyat, apabila ekonomi rakyat meningkat maka kesejahteran ekonomi semakin baik,” ujarnya saat mendampingi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam Festival Sarung Indonesia, Minggu (3/3).
Jokowi mengapresiasi keragaman sarung yang dimiliki bangsa Indonesia. Dia mengungkapkan sarung merupakan salah satu kekayaan Indonesia dalam hal budaya. Oleh sebab itu Jokowi mengajak masyarakat untuk mengenakan sarung, minimal sebulan sekali.
“Ini adalah kekayaan budaya yang tidak dimiliki bangsa lain. Saya ingin mengajak masyarakat nantinya setiap hari tertentu dalam satu bulan kita memakai sarung bersama-sama, bisa seminggu sekali, bisa dua minggu sekali, bisa sebulan sekali. Kita lihat nanti," ucapnya.
BACA JUGA: Berita Terbaru seputar Surat Suara untuk DPTb
Presiden Jokowi mengatakan bahwa sarung merupakan warisan budaya Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain, dan sudah semestinya generasi bangsa melesatrikan sarung serta mentransformasikan menjadi gaya hidup generasi penerus bangsa. Kekayaan budaya yang terdapat dalam sarung ini, menurut Presiden, harus ditempatkan pada tempat yang paling baik.
Menteri Mohamad Nasir saat Festival Sarung Indonesia. Foto: Humas Kemenristekdikti
Festival Sarung Indonesia menurut Mohamad Nasir bisa mendorong pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Demi Prabowo, Feri Mengajak Rakyat Kalahkan 20 Calon Kada yang Didukung Mulyono
- Deddy PDIP: Saya Tersinggung, Pak Prabowo Diperlakukan Seperti Itu di Solo
- Gibran Diduga Mulai Bersiap untuk Pilpres 2029, Indikasi Berani Menelikung Prabowo?
- Besok Pilkada, Ayo Bantu Prabowo Lepas dari Pengaruh Mulyono
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya