Menteri Nasir Ingin Diaspora jadi Dosen Tetap di Indonesia
Minggu, 18 Agustus 2019 – 06:37 WIB

Ali Ghufron, Cecep Hermawan, dan Hutomo Suryo Wasisto (ilmuwan muda diaspora). Foto: Mesya/JPNN.com
"SCKD 2019 merupakan agenda yang tepat dalam mengukuhkan kembali jejaring kebangsaan yang dimiliki bangsa serta pengelolaan manajemen talenta demi menyongsong Indonesia berdaya. Tidak hanya bagi SDM dalam negeri, tetapi juga di luar negeri," tutur Dirjen Ghufron.
Sementara Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri, Cecep Hermawan, yang kerap berkecimpung dengan diaspora mengatakan, konsep SCKD sangat sejalan dengan apa yang selama ini diharapkan pemerintah tentang kolaborasi antarsektor dan pemanfaatan talenta Indonesia di luar negeri untuk kemajuan bangsa.
“Ini merupakan embrio yang ditunggu-tunggu. Kolaborasi tanpa sekat antara lembaga pemerintah,” ujarnya. (esy/jpnn)
Ilmuwan diaspora paling tidak mengajar 4-5 tahun di perguruan tinggi di Indonesia untuk transfer ilmu dan pengalaman kepada dosen-dosen maupun mahasiswa tanah air.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
BERITA TERKAIT
- Wamentan Sudaryono Ingin Ekspor Pertanian ke Eropa Meningkat Agar Petani Sejahtera
- Pengusaha Diaspora Harap Iklim Usaha di Bawah Kepemimpinan Prabowo Baik
- Mentrans Iftitah Ingin Kawasan Transmigrasi Jadi Dapur SDM Unggul
- Bank Mandiri Catat Transaksi Remitansi Tembus Rp 2 Triliun hingga Akhir 2024
- Tanpa Pemain Diaspora PSSI, Shin Tae Yong Hanya Pelatih Biasa
- Bank Mandiri Memperkenalkan Livin’ Around the World Kepada Diaspora Indonesia di AS