Menteri Pariwisata Baru Kita: Julia Roberts!
Senin, 26 Oktober 2009 – 07:52 WIB
Begitu serunya pengusaha tersebut bercerita, sampai-sampai saya harus membeli novel yang sedang difilmkan dengan judul yang sama itu: Eat, Pray, Love. Cover novel itu sendiri sudah menarik: tulisan Eat-nya menggunakan keju. Pray-nya menggunakan untaian tasbih atau rosari. Love-nya menggunakan rangkaian kelopak bunga anggrek. Itulah novel karya penulis Amerika Serikat bernama Elizabeth Gilbert. Itulah novel yang masuk dalam daftar buku terlarisnya The New York Times. Itulah novel yang meski ditulis pada 2006, tapi masih terus menjadi perbincangan di Amerika. Terutama di kalangan yang khusus ini: wanita, umur 30?40-an tahun, mapan, dan berstatus janda. Jumlah mereka ini tidak kecil di AS mengingat kebiasaan cerai dan menjadi single mother sangat umum di sana.
Novel itu memang berkisah mengenai wanita pada umur yang mudah goyah tersebut. Kegoyahan yang berakibat pada gangguan kejiwaan yang sangat berat. Liz, yang akan diperankan oleh Julia Roberts, seperti layang-layang putus setelah bercerai dari suaminya. Dia begitu benci kepada suaminya itu sampai-sampai dia menolak kata-kata bijak "kalau engkau mau mengetahui lebih banyak tentang suamimu, maka ceraikanlah dia?. Dia benar-benar bercerai justru karena ingin berhenti mengetahui lebih jauh mengenai suaminya.
Sebagai orang Kristen KTP, dia memang percaya Tuhan. Tapi, dia merasa belum pernah bisa bertemu Tuhan. Sampai-sampai dia ragu bagaimana harus menyebut Tuhan: He (dia untuk laki-laki) atau She (dia untuk perempuan). Dia begitu ingin bertemu Tuhan dan mendapatkan kedamaian jiwa. Dia mengelana ke Italia, India, dan akhirnya ke Bali. Di Bali, Liz menemui Ketut Liyer yang dia anggap bisa menjawab pertanyaan dasar yang sulit ini: bagaimana bisa menyatu dengan Tuhan, dicintai dan mencintai Tuhan seumur hidup tapi tidak harus jadi pendeta atau ulama dan tetap bisa menikmati segala kenikmatan dunia.
Bali mendapat promosi yang luar biasa. Bali yang digambarkan di novel itu sebagai satu-satunya surga di dunia, yang bisa menyelesaikan persoalan rumit Liz: dia mendapatkan ketenteraman jiwa dan kemurnian cinta dari seorang pria asal Brazil yang tinggal di Bali dengan alasan yang sama.
Inilah, mestinya, sebuah promosi pariwisata yang dampaknya bisa lebih besar daripada hasil kerja tiga menteri pariwisata sekaligus: Julia Roberts.
BERITA TERKAIT