Menteri Rudiantara Bertemu Bos Telegram, Inilah Hasilnya
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menggelar pertemuan dengan CEO Telegram Pavel Durov di Jakarta, Selasa (1/8). Pertemuan yang digelar di kantor Kemenkominfo itu menyepakati penyiapan aturan atau standar operasional prosedur (SOP) tentang konten-konten bersifat radikalisme.
Menurut Rudi, merujuk SOP itu maka Telegram bisa menyensor pesan-pesan yang dikirim pengguna aplikasi. Telegram bisa langsyng menghapus video atau gambar bermuatan radikalisme.
"Jadi nanti dengan SOP itu berapa lama kalau ada konten negatif terutama soal teroris berapa lama di-take down," ujar Rudi di kantor Kemenkominfo, Jakarta, Selasa (1/8).
Kendati demikian, pria kelahiran Bogor, Jawa Barat itu mengaku belum bisa memastikan kapan pemerintah akan mengakhiri pemblokiran atas Telegram. Pasalnya, hal itu masih menunggu sampai pihak Telegram membenahi konten-kontennya.
"Kemenkominfo mau secepatnya (blokir Telegram dicabut, red). Tapi diselesaikan tata caranya dulu," katanya.
Rudi menambahkan, pihaknya tidak ingin kecolongan lagi oleh konten-konten bermuatan radikalisme ataupun menebar kebencian. Karena itu perlu adanya pembahasan matang antara Kemenkominfo dengan Telegram.
"Jangan nanti Telegram dibuka lagi, tapi terjadi seperti dulu lagi. Janganlah," pungkasnya.(cr2/JPC)
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menggelar pertemuan dengan CEO Telegram Pavel Durov di Jakarta, Selasa (1/8). Pertemuan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mutasi Terbaru Polri, 55 Perwira Kena Rotasi, 3 Orang jadi Kapolda
- 7 Fitur Baru di Telegram, Nomor 4 Menarik
- Pendiri Telegram Pavel Durov Ditangkap, Sekarang Kakaknya Juga Diburu Prancis
- Dunia Hari Ini: Pendiri Telegram Ditangkap Akibat Kejahatan Pornografi Anak-Anak
- Pavel Durov Ditangkap, Telegram Beri Pengakuan
- YA Sebar 59 Video Porno Anak dan Orang Dewas Lewat Telegram