Menteri Sofyan Menilai Demokrasi Bisa Jadi Kunci Atasi Polarisasi Umat

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan A. Djalil menilai umat Islam Indonesia saat ini sangat terfragmentasi dalam banyak hal.
Misalnya, dalam merespons suatu masalah terkadang kurang memperhatikan pandangan pihak lain.
"Saya khawatir sekali kalau kita berpikir hitam putih," ujar Sofyan saat silaturahmi dengan Masyarakat Aceh Jakarta di Wisma Taman Iskandar Muda Jakarta pada Minggu (17/4).
Menurut dia, masyarakat mudah sekali menunjuk orang lain sesat karena berbeda pendapat.
Mengatasi hal tersebut, Sofyan A. Djalil mengungkapkan cara yang paling aman ialah dengan berdemokrasi.
Dia mengatakan orang lain boleh berpendapat, tetapi hati dari setiap individu harus teguh mengharapkan rida Allah SWT dan fokus kepada penciptaan nilai tambah bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
"Orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah yang beruntung. Artinya, dia bisa menciptakan nilai tambah dari hari kemarin karena nilai tambah inilah yang membuat negara dan ekonomi maju," tutur Sofyan A. Djalil.
Menteri asal Peureulak, Aceh Timur tersebut berpesan jika umat muslim ingin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, lakukanlah sesuatu dengan benar.
Menteri ATR/BPN Sofyan A. Djalil menilai umat Islam Indonesia saat ini sangat terfragmentasi dalam banyak hal.
- RUU TNI Dinilai Mengancam Kebebasan, Demokrasi, hingga Negara Hukum
- Waka MPR Sebut Kolaborasi Harus Dilakukan untuk Wujudkan SDGs, HAM, dan Demokrasi
- Soal Indonesia Gelap, Wakil Ketua DPR: Sah Saja, Itu Bagian Aspirasi
- 5 Keutamaan Umrah di Bulan Ramadan dan Tip Menjalaninya Agar Berjalan Lancar
- Kuasa Hukum Tipagau Anggap Putusan MK Ini Jadi Langkah Menegakkan Keadilan di Mimika
- Setuju Ambang Batas Parlemen 4 Persen Dihapus, Eddy Soeparno: Bentuk Keadilan Demokrasi