Menteri Yuddy "Obrak-abrik" Bandara Soetta

jpnn.com - JAKARTA- Hari pertama kerja di tahun baru, digunakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi "mengobrak-abrik" Bandara Soekarno Hatta (Soetta).

Terminal 1A menjadi lokasi yang disambangi pertama saat Yuddy tiba di Bandara. Selain menemukan adanya sebuah sarana bertuliskan Balai Karantina yang tak berpenghuni, Yuddy berbincang-bincang dengan para penumpang pesawat yang tengah menunggu bagasi.
 
Yuddy kaget karena seorang ibu yang baru tiba dari Surabaya mengataka dirinya sudah menunggu sekitar setengah jam, bagasinya belum juga tiba. “Sudah setengah jam belum juga tiba,” sergah Menteri Yuddy seraya minta dipanggilkan salah satu petugas dari maskapai swasta tersebut, Senin (4/1).
 
Yuddy menyarankan, kalau sudah sekitar seperempat jam bagasi belum juga tiba di tempat pengambilan bagasi, mestinya pihak maskapai memberitahukan kepada penumpang, sehingga mereka tidak gelisah. “Jangan dibiarkan begitu saja, karena meskipun swasta, pelayanan harus diutamakan,” imbuhnya.
 
Bukan hanya terminal 1 yang menjadi perhatian Yuddy. Dengan berjalan kaki, MenPAN-RB dan rombongan menuju terminal 2, khususnya di terminal internasional. Tampaknya, dia masih menemukan persoalan yang sama dengan beberapa waktu sebelumnya. Hanya sebagian dari fasilitas di Bea Cukai yang dibuka, sementara penumpang cukup banyak.
 
Seorang petugas menyatakan bahwa kekurangan pegawai, tanpa menjelaskan alasannya. Namun Yuddy tak puas dengan penjelasan itu, sehingga Menteri menelpon langsung Dirjen Bea Cukai untuk mendapat penjelasan, dan memberikan arahan agar masalah ini dibenahi.
 
Dalam kesempatan itu, Yuddy menjelaskan bahwa Bandara Soekarno Hatta merupakan pintu masuk terbesar bagi wisatawan asing, bersama dua bandara lain, yakni Ngurah Rai di Denpasar, dan Hang Nadim  di Batam. “Pemerintah sangat berkepentingan terhadap pelayanan publik di bandara, terutama tiga bandara ini,” ujarnya kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa sejak beberapa bulan lalu pihaknya melakukan evaluasi terhadap sejumlah bandara. (esy/jpnn)