Menterinya Pergi Dari Pasar, Harga Pangan Naik Lagi

jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah kementerian mengambil ancang-ancang untuk menstabilkan harga bahan pokok pangan jelang Ramadan. Salah satunya dengan mengandeng kepolisian untuk melakukan inspeksi mendadak(sidak) ke sejumlah pasar.
Lalu, apa cara tersebut ampuh untuk menstabilkan sejumlah harga bahan pokok pangan di pasar? Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia Ngadiran menilai, sidak yang dilakukan para menteri ekonomi kabinet kerja Jokowi-JK tidak berpengaruh. Pasalnya upaya tersebut hanya berpengaruh dalam hitungan beberapa jam.
"Kagak ngaruh, emang kalau mereka pada sidak ke pasar-pasar harga-harga langsung turun? Ya, saat mereka dateng (sidak ke pasar), harga akan turun. Entar kalau mereka udah pergi juga naik lagi itu harganya," papar Ngadiran kepada JPNN.com, Minggu (7/6).
Terlebih, upaya tersebut tidak dibarengi dengan kontrol ke lapangan secara rutin. Sidak itu hanya gencar dilakukan saat sejumlah harga sudah kadung melambung tinggi.
"Setelah mereka pergi dari sidak, emang mereka bisa ngontrol? Yang kayak gini (kontrol ke lapangan) harusnya rutin, jangan hanya kalau sudah heboh saja," tegas Ngadiran.
Ngadiran juga menyoroti sikap pemerintah yang tidak konsisten dalam melakukan impor. "Katanya mau swasembada pangan, mana? Katanya nggak mau impor, nyatanya liat sendiri kan. Kok impor lagi," cibir Ngadiran. (chi/jpnn)
JAKARTA - Sejumlah kementerian mengambil ancang-ancang untuk menstabilkan harga bahan pokok pangan jelang Ramadan. Salah satunya dengan mengandeng
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bea Cukai-Peruri Rilis Desain Baru Pita Cukai 2025, Usung Tema Pesona Bunga Nusantara
- Pemerintah Klaim Banjir Bekasi Tak Pengaruhi Distribusi Pangan di Jakarta
- Ciptakan Peluang Ekspor UMKM, Bea Cukai-PT Pos Soft Launching Export Collaboration Room
- YouTuber Ridwan Hanif Bagikan Pengalamannya Gunakan CPD Carnet saat Touring 3 Negara
- Top, Boneka Squishmallows Asal Madiun Sukses Merambah Pasar Amerika Serikat
- SM+ & KIRA Bangun Pusat Data SMX01 di Jakarta, Total Investasi Rp 4,89 Triliun