Menuju Era Efisiensi, Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Dikurangi
jpnn.com, JAKARTA - Anggaran belanja pemerintah pusat pada 2020 lebih rendah 0,25 persen daripada anggaran tahun ini yang mencapai Rp 855,4 triliun. Jumlahnya sekitar Rp 854 triliun.
Meski sudah diperhitungkan dengan serius, pagu indikatif anggaran 2020 yang ditetapkan sejak sekitar dua bulan lalu itu masih bisa berubah.
Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengatakan, fokus pemerintah pusat tahun depan adalah peningkatan kualitas SDM. Tepatnya, peningkatan kualitas tenaga kerja, infrastruktur pendidikan, dan perlindungan sosial. Pada tahun-tahun anggaran sebelumnya, pemerintah fokus pada belanja infrastruktur fisik saja.
Asko, sapaan Askolani, menuturkan bahwa pemerintah memang sedang menuju era efisiensi. Artinya, pemerintah menghendaki penganggaran yang lebih efektif dan memperhatikan risiko perekonomian global.
Karena itu, pagu indikatif anggaran turun, namun tetap disesuaikan dengan kemampuan instansi masing-masing untuk melakukan efisiensi.
BACA JUGA: Waskita Karya Garap Renovasi Bandara Juanda, Target Kelar Juni 2020
’’Kita lebih banyak ke belanja yang produktif. Sementara itu, kerja sama dengan BUMN dan swasta masih bisa dilakukan untuk program-program infrastruktur,’’ kata Asko saat rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Kamis (27/6).
Selama lima tahun terakhir, secara keseluruhan, belanja pemerintah pusat naik 8,2 persen tiap tahun. Untuk belanja pegawai, rata-rata anggaran naik 9,5 persen. Sementara itu, belanja barang dan belanja modal masing-masing naik 14,3 persen dan 4,1 persen.
Efisiensi, anggaran belanja pemerintah pusat tahun depan bakal lebih sedikit dibanding 2019.
- Wapres Gibran Tinjau Kesiapan Infrastruktur Transportasi Menjelang Nataru
- Sejumlah Persiapan Kementerian PU Jelang Libur Nataru 2024/2025
- Pinhome: Infrastruktur Pacu Pertumbuhan Pasar Properti di Daerah
- Resmikan Flyover Madukoro Semarang, Presiden Prabowo: Semoga Bermanfaat Bagi Rakyat
- Indonesia Re Dorong Penerapan ESG dalam Pembangunan Insfrastruktur
- Kesenjangan Tenaga Kerja dan Infrastruktur jadi Kendala Penggunaan AI