Menuju Nihi Watu

dahl

Menuju Nihi Watu
Dahlan Iskan.

Membangun perkebunan tebu di Sumba Timur? Yang gersang itu? Yang kering kerontang itu? Yang dulunya dasar laut itu? Yang batunya dan koralnya dan pasirnya lebih banyak dari tanahnya itu? Tidak masuk akal Djarum melakukan itu.

Grup Djarum memang punya perkebunan sawit yang luas di Kalbar. Juga punya pabrik gula di Sumsel (OKU). Tapi bikin kebun tebu di Sumba Timur?

Memang banyak yang bilang grup Djarum kelebihan uang. Tapi ‘membuang’ uang untuk bercocok tanam di Sumba Timur rasanya terlalu heroik. Idealis sekali.

Dulu, saya pikir itu hanya mimpi. Saya begitu ingin menyaksikannya sendiri. Setelah melihat video-video kebun penelitiannya. Yang dilakukan pada tahun 2014.

Tapi waktu itu saya sibuk sekali. Setelah itu saya sibuk lagi di pengadilan: sibuk yang sia-sia.

Baru kali ini saya tekati untuk mengunjunginya. Sekaligus untuk melihat perkembangan terbarunya.

Di kantor grup Djarum itu saya ceritakan pertemuan saya dengan Christine itu. Semua yang hadir mengikuti cerita itu dengan serius. Tentang tandusnya bumi Sumba Timur. Yang mereka geluti saat ini.

”Pantas kita sering menemukan kerang di kebun tebu kita,” ujar salah seorang staf di kebun itu. “Kadang besarnya sampai 1,5 meter,” tambahnya.

Daratan Sumba Timur itu dulunya dasar laut. Sumba itu pulau yang daratannya selalu naik. Terungkit oleh daratan Australia yang kian turun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News