Menuju Pendidikan Berkeadaban
Oleh Prof. Dr. Abd. Rahman A. Ghani, SH., M.Pd*

Manusia, kata filsuf muslim al-Farabi, adalah al-hayawan an-natiq (makhluk yang berpikir).
Al-Qur'an menyebutkan bahwa Allah SWT memilih manusia untuk menjadi khalifah-Nya walaupun diprotes oleh para malaikat: “Apakah Engkau (ya Allah) akan menjadikan di muka bumi ini orang yang akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah, sementara kami (para malaikat) selalu bertasbih, memuji dan mensucikan Engkau (Ya Allah) ?” Namun, Allah tetap menyatakan : “Sesungguhnya Aku (Allah) lebih mengetahui apa yang kalian (para malaikat) tidak ketahui.” (Q.S. al-Baqarah, 2: 30).
Begitu mulianya kedudukan manusia di antara makhluk-makhluk lain sehingga diberi tugas untuk mengelola bumi dan isinya ini. Tugas pengelolaan bumi adalah amanat yang diemban oleh manusia sedemikian rupa sehingga bumi ini menjadi makmur dan memberikan rahmat bagi semuanya.
Namun, manusia memiliki pilihan, apakah akan menjalankan amanat pengelolaan tersebut ataukah justru merusaknya.
Pelaksanaan amanat Tuhan merupakan penentu bagi kualitas manusia; dan manusia telah diberi perangkat yang memadai untuk menjalankan tugas tersebut, mulai dari indra, akal, hati, dan perangkat-perangkat yang lain.
Tuhan pun telah mengajarkan “asma” (konsep-konsep, bahasa, dan perangkat ilmu pengetahuan lainnya) kepada manusia tentang berbagai hal di dunia ini. “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” (Q.S. al-Baqarah, 2: 31).
Melalui pendidikan, potensi manusia telah mampu membentangkan sejarah peradaban dengan berbagai ragam dan modelnya. Hal itu sekaligus menegaskan bahwa memahami posisi manusia merupakan hal yang penting ketika kita bicara pendidikan.
Pendidikan bukanlah untuk membuat batu-bata, rumah, maupun jalan raya, melainakan mengenai manusia, tentang menyiapkan insan sehingga mereka dapat menjalani dan mengelola kehidupan ini. Lebih dari itu, pendidikan sekaligus memberikan arah dan fungsi bagi setiap hal yang dibuat oleh manusia.
Pendidikan berkeadaban merupakan proses untuk terjadinya internalisasi dan sampainya makna segala sesuatu pada jiwa peserta didik.
- Mercy Barends Buka-bukaan soal Kondisi Pendidikan di Daerah 3T
- Gubernur Jateng Dukung Penuh Program Sekolah Rakyat, Mulai Siapkan Lahan
- Waka MPR: PAUD Nonformal Bagian tak Terpisahkan dari Peta Jalan Pendidikan
- Waka MPR Lestari Moerdijat Dorong Layanan Pendidikan yang Merata Segera Diwujudkan
- Soroti Kebijakan Pendidikan, Mercy Minta Tak Ada PHP di Daerah 3T
- Waka MPR Minta Pemda Dukung Aturan SPMB 2025 demi Permudah Akses Belajar bagi Anak