Menuju PTNBH, Universitas Terbuka Gelorakan Wajib Kuliah

Menuju PTNBH, Universitas Terbuka Gelorakan Wajib Kuliah
Ki-Ka: Rektor UT Prof Ojat Darojat, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Dewan Pengawas UT Prof Ainun Na'im. Foto Mesya/JPNN.com

Prof Ojat menyebutkan UT satu-satunya PTN yang bisa menjangkau seluruh daerah pelosok. Tidak ada seleksi di UT cukup dengan ijazah SLTA, biayanya terjangkau. 

"Merdeka belajar yang sesungguhnya ada di Universitas Terbuka," tegasnya.

Pada kesempatan sama Dewan Pengawas UT Prof Ainun Na'im mengatakan Universitas Terbuka merupakan pilot project yang besar dan berhasil. Keunggulan UT dilihat dari fleksibilitas.

UT banyak menyelesaikan masalah di perguruan tinggi dengan fleksibilitasnya.

"Mahasiswa di perguruan tinggi lain bisa mengambil mata kuliah di UT. Saat ini masih gratis. Selain itu, UT memberikan ijazah dan sertifikat kepada lulusannya sehingga siap bekerja," tuturnya.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang ikut hadir menyampaikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) harus memperbesar beasiswa untuk anak-anak kurang mampu agar bisa kuliah di UT. UT lebih terjangkau dan fleksibel. Yang sudah menikah tidak perlu meninggalkan keluarganya.

"Kemendikbudristek harus mengubah pola pemberian beasiswanya. Sebab, satu beasiswa di perguruan tinggi lain bisa membiayai beberapa mahasiswa di UT,' terang Bamsoet.

Rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-38 UT, telah dimulai sejak 22 Juni 2022. Kegiatan yang melibatkan seluruh civitas academica termasuk para mahasiswa dan seluruh pegawai, turut berpartisipasi dalam kegiatan lomba-lomba di Disporseni Nasional. Juga pelaksanaan seminar hingga pengukuhan Guru Besar. Tema Dies Natalis ke-38 UT adalah ”Bangkit dan Maju Bersama dalam Tatanan Baru PTNBH.”  

Universitas Terbuka menggelorakan wajib kuliah dalam upaya meningkatkan jumlah mahasiswa dan menuju perubahan status menjadi PTNBH

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News