Menuju Universitas Kelas Dunia, Langkah Perguruan Tinggi Menjadi Pemain Global

Menuju Universitas Kelas Dunia, Langkah Perguruan Tinggi Menjadi Pemain Global
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek Abdul Haris. Foto: dokumentasi Humas Kemendikbudristek

Prof. Marsudi menargetkan mahasiswa dari luar negeri akan belajar bersama-sama di kampus UP.

"Jadi, bukan kami yang mengekspor mahasiswa untuk kuliah di luar, tetapi mahasiswa asing yang datang ke sini dan kuliah di sini, ” ucapnya.

UP pun berencana membuka kelas internasional. Berbagai persiapan telah dirancang dengan cermat, mulai dari peningkatan kualitas dosen, sarana dan prasarana kampus, teknologi digital, hingga kemampuan bahasa asing (Inggris, Mandarin, Korea dan lainnya).

Untuk tahap awal, UP akan menggenjot kemampuan dosen-dosennya terutama yang masih muda dalam berbahasa Inggris. Kemampuan berbahasa Inggris secara fasih menjadi syarat dalam seleksi dosen baru UP.

Data UP per September 2024 menunjukkan jumlah dosennya yang berstatus tetap sebanyak 401. Perinciannya ialah  193 dosen bertitel S3, 208 berijazah S2,  29 profesor, 71 lektor kepala, 201 kektor, 68 asisten ahli, dan 31 tenaga pengajar.

"Untuk target awal minimal para mahasiswanya dari ASEAN," kata Marsudi.

Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu menambahkan setelah perizinan pembukaan kelas internasional selesai, maka langkah awal yang akan dilakukan UP ialah membuka program sandwich. Dengan demikian, mahasiswa asing bisa menjalani perkuliahan di UP selama 2 tahun, sedangkan selebihnya di kampus asalnya di mancanegara.

Misalnya, UP akan menggandeng universitas di Australia atau Jerman untuk program itu. Ijazah untuk mahasiswa asing itu juga dikeluarkan oleh universitas asalnya.

Kemendikbudristek sedang menggencarkan upaya mendongkrak reputasi perguruan tinggi di tanah air menuju World Class University (WCU).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News