Menunggu Panen Durian Montong Boyolali
Tidak adanya kegiatan pada musim kemarau, menjadikan sejumlah petani lebih memilih menjadi buruh bangunan di luar daerah untuk menyambung hidup. Petani baru kembali ke desanya dan menggarap sawah ketika musim hujan menyapa Desa Karanganyar.
Kondisi yang selalu dialami berulang setiap tahunnya oleh petani di Desa Karanganyar kemudian berubah setelah PT Pertamina (Persero) memberikan bantuan melalui program corporate social responsibility (CSR) untuk program sentra pemberdayaan tani (SPT) pengembangan buah Durian Monthong. Melalui CSR, PT Pertamina (Persero) memperkenalkan petani dengan Durian Monthong.
Pertanyaannya kenapa pilihannya mengembangkan Durian Monthong? Menurut Wakil Pimpinan SPT Desa Karanganyar Nanang Dwi Hartanto sebelum ada program CSR PT Pertamina, di Boyolali dan Desa Karanganyar sudah ada warga yang memiliki pohon durian lokal. Tanah di Desa Karanganyar, lanjut Nanang, memang cocok untuk pengembangan Durian Monthong. Masa hidup pohon Durian Monthong yang lebih lama serta harga jualnya juga menjadi pertimbangan.
Mulai tahap pengarapan lahan pertanian, peralatan, bibit, pupuk, petani tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. Para petani juga mendapatkan pelatihan cara menanam hingga cara perawatan pohon durian dari Yayasan Obor Tani, mitra PT Pertamina, dengan harapan setelah masa pendampingan selesai seluruh tanaman diserahkan kepada para petani dan para petani dapat mandiri.
Untuk pengembangan Durian Monthong di Desa Karanganyar, PT Pertamina mengucurkan dana CSR sebesar Rp1,1 miliar yang diperuntukan untuk pembangunan fisik dan pemberdayaan petani selama 3,5 tahun. Untuk memenuhi kecukupan air untuk pohon durian tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberi bantuan untuk pembuatan waduk mini seluas 9.500 meter persegi kapasitas 10 ribu meter kubik, senilai Rp360 juta. Waduk mini tersebut menerapkan sistem menabung air saat hujan dan memanfaatkan air tampungan untuk menyirami tanam saat kemarau.
Pardi sebagai salah satu petani penerima manfaat CSR PT Pertamina, mengaku 2.000 meter persegi lahannya yang dulunya untuk palawija kini ditanami 33 pohon durian. Begitu juga dengan Suryanto yang memiliki lahan 1.000 meter persegi, ditanami 15 pohon durian. "Kami sangat bersyukur dengan bantuan dari PT Pertamina dan Pemprov Jateng serta pendampingan yang dilakukan Yayasan Obor Tani, karena kami banyak mendapat pendidikan cara mengolah tanah, bercocok tanam, cara menggarap, dan cara merawat pohon durian," kata Pardi dengan bangga.
Untuk memasarkan hasil panen Durian Monthong, PT Pertamina dan Yayasan Obor Tani memberikan fasilitas pemasaran untuk buah durian dengan grade A dan B dapat masuk ke Holtimart dan Agrowisata Kebun Buah Plantera Fruit Paradise. Dengan CSR PT Pertamina, mulai dari tahap penggarapan lahan, bantuan pupuk dan alat, pelatihan, hingga bantuan pemasaran, menjadikan para petani Desa Karanganyar semakin optimistis mengembangkan Durian Monthong adalah sangat menjanjikan.
DURIAN Monthong selalu identik dengan negeri Gajah Putih Thailand. Ya, setiap nama Durian Monthong disebut maka di kepala kita langsung muncul
- Aher: Apa yang Sudah Diproduksi Pindad Selama Ini tak Kalah dengan Produk Negara Lain
- Diikuti 12.300 Pelari, Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar
- WPC dan GPA Serukan kepada Pemerintah untuk Turut Mengakhiri Polusi Plastik
- Pemenang Kompetisi MTQ Internasional Raih Hadiah Uang Rp125 juta
- Potensi Besar Kentang Garut Binaan UPLAND untuk Dukung Swasembada Pangan
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani