Menunggu Panen Durian Montong Boyolali

Menunggu Panen Durian Montong Boyolali
Foto: Pertamina for JPNN.com

Menunggu Durian Monthong Berbuah

Pertanyaannya, bagaimana kehidupan petani selama menunggu  masa panen Durian Monthong? Apalagi dari mulai tanam hingga berbuah, pohon durian membutuhkan waktu 3,5 tahun. Jawabnya, ternyata di antara pohon durian, para petani masih bisa menanam palawija. Menurut Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Karanganyar Haryono, meskipun seluruh lahan ditanami pohon durian, selama menunggu pohon berbuah, petani masih tetap dapat memperoleh penghasilan dengan menanam palawija seperti kacang tanah, kacang panjang, cabai, dan jagung di sela tanaman durian.

Setelah dua tahun sejak awal ditanam, saat ini pohon durian milik petani Desa Karanganyar sebagian sudah berbunga dan pentil. "Jika pohon durian sudah pentil, ada harapan 80 persen dipastikan berhasil menjadi buah. Berbeda dengan bunga, persentase keberhasilannya masih tipis karena bisa rontok karena faktor cuaca seperti siang panas dan malam hari hujan," kata Pimpinan SPT Desa Karanganyar Bambang Maryoto.

Pembuahan pohon Durian Monthong di Desa Karanganyar sampai saat ini merupakan pembuahan alami dan tidak ada pembuahan yang dilakukan di luar musim. "Sebenarnya pohon durian berbuah setelah 3,5 tahun, tetapi di Desa Karanganyar karena tanahnya yang memang cocok untuk durian, ada pohon yang baru 1 tahun 8 bulan sudah berbuah," katanya.

Melihat potensi sumber daya alam yang cukup bagus, Yayasan Obor Tani saat ini terus berupaya untuk menekan tingkat kerontokan bunga yang disebabkan cuaca di antaranya akan mengembangkan pemasangan "payung plastik" atau "layang-layang plastik" yang dipasang di atas bunga. Dengan pemasangan tersebut diharapkan bunga tidak terpapar langsung oleh sinar matahari pada siang hari dan siraman hujan deras pada malam hari.

Menanggapi pengembangan Durian Monthong, Kepala Desa Karanganyar Purwaka mengaku sangat bersyukur wilayahnya menjadi bagian daerah yang mendapatkan bantuan dari program CSR Pertamina, sehingga ada harapan tingkat ekonomi warga akan meningkat. Bahkan bukan hanya para petani yang mendapatkan manfaat program tersebut, tetapi desa juga memiliki tanah yang ditanami durian juga akan mendapatkan tambahan pendapatan untuk kas desa.

Rasa syukur dan optimisme juga diungkapkan oleh para petani penerima CSR PT Pertamina. Pardi salah satunya, ia optimistis dengan ada program CSR Pertamina akan dapat meningkatkan kesejahteraannya. Jika sebelumnya penghasilan Pardi hanya Rp200 ribu perbulan, setelah adanya kebun pohon durian bisa naik berkali lipat, mencapai Rp500 ribu per bulan karena harga Durian Monthong mahal. Durian yang khas dengan daging tebal, biji kecil, rasanya manis, memiliki tingkat keawetan serta produktivitas tinggi, dan stabil, memang harga di pasaran cukup tinggi, satu kilogram beserta kulit bisa mencapai Rp25 ribu.

Dan yang pasti, kini Pardi dan Suryanto serta para petani pengembang Durian Monthong di Desa Karanganyar tak perlu lagi menjadi buruh bangunan ketika musim kemarau tiba. Mereka bisa tetap menanam palawija di sela pohon durian sembari merawat pohon-pohon duriannya.(JPNN)


DURIAN Monthong selalu identik dengan negeri Gajah Putih Thailand. Ya, setiap nama Durian Monthong disebut maka di kepala kita langsung muncul


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News