Menunggu Pemimpin Baru Jepang Pasca Naoto Kan
Sulit Muncul Tokoh Berkarakter Kuat dan Berani
Minggu, 28 Agustus 2011 – 09:19 WIB
Analis menilai banyak faktor yang membuat sulit atau mustahil muncul pemimpin karismatik seperti Junichiro Koizumi, 69. Pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa pada 2001 itu sukses mewujudkan reformasi di Jepang. Dia juga tercatat sebagai satu-satunya PM, sejak 1972, yang menjabat lebih dari lima tahun sebelum mundur. Sejak saat itu, belum ada seorang pun penggantinya yang bertahan lebih dari setahun.
"Ada sejumlah masalah struktural mendasar yang menyebabkan kurangnya tokoh politik bertalenta di Jepang. Tak hanya faktor Partai Demokrat (sebagai partai berkuasa)," ungkap Koichi Nakano, guru besar ilmu politik Sophia University, Tokyo. "Koizumi adalah perkecualian yang bisa membuktikan aturan dasar soal talenta di dunia politik tersebut," katanya.
"Begitu dia masuk, Koizumi membalikkan semua jauh lebih efektif sebagai seorang komunikator dan penggalang dukungan publik dibandingkan antisipasi setiap orang," ucap Gerry Curtis, pakar ilmu politik yang juga profesor pada Columbia University.
Pemimpin baru Jepang punya sejumlah tantangan untuk mengikuti jejak Koizumi. Mulai memerangi lonjakan nilai tukar yen dan mewujudkan kebijakan energi pasca-krisis nuklir hingga membangun lagi Jepang pasca-bencana serta mengendalikan utang pemerintah.
TOKYO - Tampuk kepemimpinan di Jepang bakal kembali berganti. Pada Jumat lalu (26/8) Naoto Kan, 64, telah resmi mundur dari jabatan sebagai perdana
BERITA TERKAIT
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29