Menurut Anak Buah SBY, Ekonomi Morat-marit gak Mungkin Pindah Ibu Kota
Semuanya harus disampaikan mepada DPR untuk dipertimbangkan. Perencanaan pun harus matang dan melihat dengan kemampuan finansial saat ini.
"Mampu tidak? Di (kondisi) ekonomi dan finansial saat ini, kita tidak mampu. Perencanaan bagus, namun pelaksanaannya di saat dekat tidak tepat," tegasnya.
Dia mengatakan, pemerintah harus memiliki kemapanan di perekonomian dan kemampuan finansial. Sekarang utang saja semakin banyak.
"Selama dua tahun pemerintahan Jokowi utangnya sama dengan 10 tahun SBY. Ini menunjukkan kita belum mapan ekonomi," ujar Agus.
Apalagi daya beli masyarakat menengah ke bawah masih rendah. Kalau dibiarkan ini tentu mengkhawartirkan. Masyarakat tidak bisa konsumsi produk dan jasa dalam negeri.
Akibatnya industri bangkrut, lalu muncul pemutusan hubungan kerja (PHK). "Ini akan (membuat Indonesia) semakin terpuruk," tegasnya.
Perpindahan itu menggunakan keuangan cukup tinggi. Saat itu dengan pertumbuhan 7 persen saja Indonesia merasa tidak cukup memenuhi pemindahan ibu kota.
"Apalagi sekarang yang hanya empat sampai lima persen," ungkap Agus.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Agus Hermanto mengatakan, pemindahan ibu kota dari Jakarta saat ini tidak tepat. Sebab, perekonomian Indonesia
- Kementrans Bakal Revitalisasi Kawasan Transmigrasi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi 8%
- Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Perumda Sarana Jaya Meluncurkan Warna Fine Living
- Bank Mandiri Catat Penyaluran Kredit Rp 1.590 Triliun di Kuartal III 2024
- Menko Airlangga Hartarto Dorong Akselerasi Kemajuan Ekosistem Ekonomi Syariah
- Pertamina SMEXPO 2024 Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Catatkan Transaksi Rp 17,45 Miliar
- Dukung Indonesia Gabung BRICS, Sultan: Ekonomi Indonesia Perlu Tumbuh 8 persen