Menurut Arief Poyuono, Para Menteri Sebenarnya Sudah Enak
Padahal, lanjut dia, terkait pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi akan mengalami minus pertumbuhan, sudah membuat mulut Menteri Keuangan Sri Mulyani berbusa-busa bicara.
"Namun apa yang terjadi, instrumen-instrumen untuk mencegah minus pertumbuhan ekonomi seperti belanja pemerintah untuk bansos sangat lamban dan belum mencapai 100 persen, belanja alat kesehatan dan APD juga sangat sedikit dan terlambat," ungkapnya.
Begitu juga, kata dia, realisasi dana penyelamatan ekonomi nasional akibat Covid-19 terutama untuk sektor usaha mikro kecil menengah, penyelamatan kredit macet korporasi akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB), juga tak kunjung dieksekusi.
"Padahal daya tahan pengusaha dan korporasi yang sehat itu hanya empat bulanan untuk bisa tutup dan tetap mengaji pegawainya. Dan ini tentu berdampak pada PHK besar-besaran," kata Arief.
Menurutnya, yang sangat disesalkan juga, anggota DPR dari parpol-parpol koalisi bukannya mendukung program-program pemerintah untuk membantu masyarakat akibat Covid-19 dan bisa mendapatkan semacam bantuan langsung tunai (BLT).
"Justru malah banyak mempersulit dan mempolitisasi, misalnya saja Program Kartu Prakerja yang sangat membantu masyarakat malah diobok-obok dianggap tidak transparan penerapannya. Padahal dana dan pelatihan dari program prakerja sangat membantu masyarakat," tuntas Arief. (boy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Menurut Arief Poyuono, para menteri Kabinet Indonesia Maju sebenarnya sudah enak karena model kepemimpinan Presiden Jokowi yang seperti itu.
Redaktur & Reporter : Boy
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Demi Prabowo, Feri Mengajak Rakyat Kalahkan 20 Calon Kada yang Didukung Mulyono
- Deddy PDIP: Saya Tersinggung, Pak Prabowo Diperlakukan Seperti Itu di Solo
- Gibran Diduga Mulai Bersiap untuk Pilpres 2029, Indikasi Berani Menelikung Prabowo?
- Besok Pilkada, Ayo Bantu Prabowo Lepas dari Pengaruh Mulyono
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya