Menurut dr Andani, Jumlah Positif COVID-19 Meningkat sebagai Pertanda Baik
Menurut dia dalam penanganan wabah idealnya harus ada upaya penemuan kasus secara aktif melalui survei dan pelacakan sehingga rumah sakit adalah benteng terakhir.
Ia melihat temuan kasus positif artinya dijumpai orang-orang yang menjadi sumber penularan dan jika semakin banyak dijumpai kian baik untuk proses memutus mata rantai penyebaran.
"Prinsip utama pencegahan pandemi adalah menemukan sebanyak-banyaknya orang yang menjadi sumber penularan, bukan mengobati di rumah sakit, karena kalau cuma mengobati sementara sumber penular dibiarkan kasusnya akan menggurita," katanya.
Terkait dengan puncak kasus di Sumatera Barat ia memperkirakan akan terjadi ketika sekitar 50 persen populasi sudah terinfeksi.
"Akan tetapi kalau sumber penularan bisa dikontrol sejak awal maka puncaknya akan melambat dan tidak tinggi angkanya, bahkan kalau semakin cepat mendeteksi puncaknya tidak akan muncul," katanya.
Akan tetapi kalau tidak dilakukan deteksi dini dan terjadi ledakan kasus ia menilai Sumatera Barat tidak akan siap dan bisa menyebabkan korban meninggal 5.000 per hari.
Ia memberi contoh ledakan kasus di Amerika Serikat angka kematian mencapai 2.500 per hari dengan fasilitas kesehatan, SDM dan anggaran yang bagus.
"Oleh sebab itu karena tidak siap dengan itu maka mari semua pihak sejak awal bersama memutus mata rantai penularan agar tidak sampai pada tahap ledakan," kata Andani Eka Putra.
Kasus positif COVID-19 di Sumatera Barat atau Sumbar, terus mengalami peningkatan, peringkat satu Sumatera.
- Polisi Tembak Polisi Mencoreng Institusi Bhayangkara, Harus Diusut Tuntas
- Heboh Polisi Tembak Polisi, Komisi III DPR Bakal ke Sumbar
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Duet Mahyeldi-Vasco Berpotensi Menang Telak, Unggul di 10 Kabupaten/Kota di Sumbar
- Andre Rosiade Bawa Kabar Baik soal Pembangunan Infrastruktur di Sumbar