Menurut Gus Yaqut, New Normal Membahayakan Santri di Pesantren
Kamis, 28 Mei 2020 – 08:31 WIB
Kemudiam, tempat wudunya rata-rata masih berupa bak besar untuk digunakan bersama-sama, tidak menggunakan pancuran dengan air mengalir.
"Situasi seperti ini, jika pemerintah memberlakukan new normal tanpa menghitung keberadaan pesantren, maka sama saja pemerintah ingin membunuh pesantren. Bukan hanya menganaktirikan, tetapi juga menciptakan episentrum baru," tandasnya. (fat/jpnn)
Menurut Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, penerapan new normal di saat wabah COVID-19 masih merajalela, membahayakan para santri di pesantren.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
BERITA TERKAIT
- Anggota DPD RI Jatim Lia Istifhama Bersilaturahmi dan Serap Aspirasi di Ponpes Al-Hakimy Pasuruan
- Cucun Apresiasi KH. Imam Jazuli Sukses Terapkan Rule Model Pesantren Inovatif
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Pesantren Nurul Muhtadin Ba’alawy Menjaga Nilai Agama di Era Digital
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Majelis Masyayikh Pengin Memastikan Pesantren Tak Hanya Bertahan, tetapi Berkontribusi