Menurut KPAI, Pendaftaran PPDB Jalur Zonasi tak Perlu Antre
jpnn.com, JAKARTA - KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) menilai antrean pendaftar PPDB (penerimaan peserta didik baru) hingga mengular di sekolah-sekolah yang dianggap favorit, menunjukkan masyarakat tidak paham prinsip sistem zonasi dan online.
Hal ini menurut Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti, dipicu oleh banyak pesan di grup-grup WhatsApp tentang pernyataan, “Disarankan untuk mendaftar lebih awal karena, jika jarak zona, nilai UN dan USBN, serta usia calon siswa sama, maka yang akan diterima adalah yang mendaftar terlebih dahulu”.
Kalimat terakhir dipegang masyarakat “yang akan diterima adalah yang mendaftar terlebih dahulu”.
"Kalimat pendahulunya bahwa itu ada prasyaratnya tidak dicerna dengan baik," kata Retno di Jakarta, Rabu (19/6).
BACA JUGA: Detik - detik Muhadi Tewas Tergilas Truk yang Dikemudikannya Sendiri
Padahal, lanjut Retno, kalau pendaftar yang domisilinya jauh dari sekolah dan memegang nomor urut antrean pertama sekalipun peluang diterimanya kecil. Sedangkan ortu yang mendapatkan nomor antrean di atas 500 tetapi domisilinya sangat dekat dengan sekolah akan berpeluang besar diterima.
"Kalau untuk mendaftar dengan sistem online, sebenarnya pendaftar bisa melakukan sendiri tanpa harus mengantre di sekolah. Kecuali si pendaftar memang tidak bisa melakukan pendaftaran online karena tidak bisa mengoperasikan komputer," tuturnya.
Namun berdasar pantauan JPNN, antrean terjadi karena meski proses pendaftaran secara umum menggunakan sistem online, tapi untuk tahap pertama, calon peserda didik baru tetap harus datang ke sekolah tujuan, untuk menyerahkan berkas persyaratan.
Antrean panjang saat pendaftaran PPDB 2019 sistem zonasi karena pendaftar harus menyerahkan berkas pendaftaran.
- FSGI Sebut Anak STM Punya Hak Melakukan Demonstrasi, Jangan Ditangkapi
- Selama Sistem Zonasi PPDB, 2 Tahun SMP Swasta Ini Tak Dapat Siswa Baru
- FSGI Kritik Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran untuk Siswa, Berpotensi Mubazir
- Federasi Serikat Guru Indonesia Tolak Penggunaan Dana BOS untuk Makan Siang Gratis
- Ganjar Mengaitkan Pendidikan & Kebudayaan dengan Potensi Negara, Idenya Luar Biasa
- Data FSGI soal Perundungan di Sekolah Bikin Miris, 2 Siswa Meninggal