Menutup Celah Resesi

Oleh: MH Said Abdullah, Ketua Badan Anggaran DPR RI

Menutup Celah Resesi
Ketua Badan Anggaran DPR RI, MH. Said Abdullah. Foto: Humas DPR RI

Secara statistik daerah dengan pandemi terbesar seperti DKI Jakarta, Jatim, Jabar, Jateng dan Sulsel sekaligus kontributor besar bagi pertumbuhan ekonomi.

Kontribusi DKI Jakarta 18% PDB, Jatim 14,9% PDB, Jabar 13,4% PDB, Jateng 8,6% PDB dan Sulsel 3,2% PDB.

Jadi daerah-daerah yang menjadi pandemi covid-19 totalnya 58,1% PDB. Pemerintah harus fokus pada pengendalian covid-19, terutama dikawasan ini, setidaknya mendisiplinkan protokol covid-19 disemua tempat tanpa ada tolerensi dan terus meningkatkan test, tracing dan isolation.

Sebab bila kawasan ini terus terpukul, maka besar kemungkinan kontraksi ekonomi kita makin dalam.

Pada sisi fiskal, pemerintah memiliki modal yang cukup besar untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi tahun 2020.

Total biaya penanganan Covid-19 mencapai Rp 1.024,07 triliun, dengan rincian. Total biaya barang publik (kesehatan, perlindungan sosial dan sektoral) sekitar Rp397,56 triliun.

Sedangkan total biaya barang non-publik (UMKM, Korporasi dan Insentif Dunia Usaha) sebesar Rp 297,64 triliun, masih ditambah Belanja Non Publik Lainnya sebesar Rp 328,87 triliun.

Pemerintah harus fokus untuk memastikan bahwa belanja barang publik yang banyak bersentuhan dengan 40 persen masyarakat berpenghasilan terendah yang miskin dan rentan miskin, tepat sasaran dan efektif untuk membantu daya beli dan konsumsi mereka.

Serangan wabah Covid 19 telah menyebabkan terjadinya disrupsi pada aktivitas ekonomi di sektor riil maupun keuangan, memukul baik individu (demand) hingga dunia usaha (supply) hampir seluruh negara di dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News