Menutup Celah Resesi
Oleh: MH Said Abdullah, Ketua Badan Anggaran DPR RI
Bahkan Pemerintah bisa mempercepat pelaksanaan program proyek strategis nasional yang berbasis padat karya, pada triwulan III.
Pemerintah juga perlu memonitor bahwa program stimulus dan insentif fiskal yang ditawarkan kepada dunia usaha berjalan efektif dan tepat sasaran.
Selain membantu dunia usaha untuk beroperasi kembali, perlu juga memastikan tidak terjadi PHK dan pemotongan gaji karyawan.
Untuk menjaga agar aktivitas ekonomi masyarakat dan sektor riil bisa berjalan dengan baik pada triwulan III, maka stabilitas moneter perlu tetap terjaga dengan baik.
Dua indikator utama dalam sektor moneter yang perlu dijaga adalah stabilitas nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap stabil.
Stabilitas nilai tukar dan IHSG akan bisa menjadi katup pengaman bagi sistim keuangan dan perbankan tetap dalam kondisi terjaga dengan baik, jangan sampai terjadi bank gagal.
Sinergi antara Komite Stabilitas Sistim Keuangan (KSSK), harus bisa berjalan dengan baik.
Selain itu, Kebijakan Pemerintah untuk menempatkan dananya di Bank Pembangunan Daerah (BPD), diharapkan juga bisa menggairahkan kembali perekonomian daerah, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kembali positif.
Serangan wabah Covid 19 telah menyebabkan terjadinya disrupsi pada aktivitas ekonomi di sektor riil maupun keuangan, memukul baik individu (demand) hingga dunia usaha (supply) hampir seluruh negara di dunia.
- Usut Tuntas Kasus Penembakan Polisi di Solok Selatan: Menunggu Implementasi Revolusi Mental Polri
- DPR Dukung Penuh Menko Polkam Lindungi Pelajar dari Judi Online
- Cucun Hadiri Kolaborasi Medsos DPR RI dengan Masyarakat Digital di Lembang
- SHP Pemprov Bali Belum Dicoret dari Daftar Aset, Wayan Sudirta DPR Minta Penjabat Gubernur Taati Hukum
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Ekonom CORE: PPN 12 Persen Semestinya Ditunda