Menyadap untuk Kepentingan Amerika
Kalau untuk kepentingan Amerika, kepentingan Australia sendiri apa? Kok menteri BUMN juga disadap?
Kita tak tahu semua kepentingan Australia. Yang pasti Australia tahu bahwa Indonesia tidak akan menyerang mereka. Tapi ini menyangkut rasa keingintahuan Indonesia kecenderungannya ke mana, lebih ke persaingan ekonomi global, Amerika versus China. Australia juga punya kepentingan untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai hal itu, sehingga presiden, ibu negara, jubir, para menteri, disadap untuk tahu Indonesia bergerak ke mana.
Bagaimana Anda melihat reaksi pemerintah RI?
Sudah bagus. Dubes ditarik. Tapi kita tak bisa berbuat lebih dari itu. Perkiraan saya, ketegangan ini hanya berlangsung satu hingga dua bulan saja bisa diatasi. Australia itu punya aturan dilarang mengomentari terhadap kegiatan-kegiatan intelijennya. Jadi tak mungkin pemerintah Australia akan meminta maaf. Karena jika meminta maaf sama saja mengakui memang benar menyadap.
Sebelumnya pernah terjadi yang seperti ini?
Australia menyadap itu bukan barang baru. Saat kasus Timtim dulu, dari Darwin petinggi-petinggi TNI kita disadap habis-habisan. Kita juga tahu itu. Bagi Australia, itu biasa. Tapi kita tak boleh diam saja untuk kasus yang sekarang ini.
Banyak kalangan berpendapat, dalam hubungan antarnegara, menyadap itu biasa. Pendapat Anda?
Saya ini bekas Dubes. Kedubes itu salah satu tugasnya mengumpulkan informasi tentang negara tempat penugasan, yang selanjutnya dilaporkan ke pemerintah kita. Kedubes itu kantor intelijen terbuka, resmi. Negara yang punya modal besar, sudah tentu akan menggunakan alat sadap yang canggih, tidak akan mau hanya mengandalkan informan-informan. Sejumlah Kedubes di Jakarta sudah lama melakukan penyadapan. Kita tahu itu. Nah, daripada kita ribut terus, lebih baik menyiapkan diri bagaimana caranya mencegah agar kita tak disadap.