Menyaksikan Serunya Perayaan 125 Tahun Orang Jawa di Suriname (2)

Nonton Lukisan, Disuguhi Tape Ketan dan ”Banyu Londo”

Menyaksikan Serunya Perayaan 125 Tahun Orang Jawa di Suriname (2)
Menyaksikan Serunya Perayaan 125 Tahun Orang Jawa di Suriname (2)

jpnn.com - Lewat kesenian, orang-orang keturunan Jawa di Suriname mengungkapkan kerinduan terhadap kampung halaman nenek moyang di Indonesia. Mereka ingin tahu sekali seperti apa tanah leluhur itu.

Laporan ARIEF SANTOSA, Suriname

RENE Tosari, 67, girang sekali begitu mengetahui bahwa ada wartawan dari Indonesia di acara pembukaan pameran lukisan 13 seniman keturunan Jawa yang paling kondang di Suriname Sabtu malam (1/8). Dia buru-buru mencari saya yang datang agak telat karena baru turun dari pesawat yang membawa saya dari Indonesia.

Wah, piye kabare, Pak (bagaimana kabarnya, Pak)? Apik-apik wae to (Baik-baik saja, kan)?” ujarnya sembari menjabat tangan saya dengan erat.

Wajahnya berbinar. Senyumnya terus mengembang. ”Kapan tekane (Kapan datangnya)? Karo sopo (Dengan siapa)? Turu ning endi (Tidur di mana)?” cerocos Tosari.

Setelah berbasa-basi, mulailah dia bercerita tentang lukisannya yang diberi judul Kangen Simbah. Lukisan tersebut menggambarkan seorang yang tua sedang memangku anak kecil bersama dua orang lain di kanan dan kirinya. Gambar utama itu diberi hiasan pohon-pohon kelapa yang melambai.

”Ini aku dipangku simbah. Kalau ini orang tua angkatku dan ini saudaraku,” tutur Tosari sambil menunjuk gambar dirinya waktu masih kecil itu.

Tapi, aku wis lali kabeh jenenge (Tapi, saya sudah lupa nama mereka),” imbuh pelukis plontos yang tidak mengetahui orang tua kandungnya itu.

Lewat kesenian, orang-orang keturunan Jawa di Suriname mengungkapkan kerinduan terhadap kampung halaman nenek moyang di Indonesia. Mereka ingin tahu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News