Menyaksikan Serunya Perayaan 125 Tahun Orang Jawa di Suriname (3-Habis)
Melawak 30 Menit Dibayar 150 Dolar Amerika

Lain lagi yang ditunjukkan tiga pelawak muda yang tergabung di Kabaret Does. Mereka adalah Edy Ronokaryo, Gwen Mardan, dan Rubes Kartopawiro. Penampilan mereka di arena charity bazaar yang diselenggarakan KBRI di Suriname Minggu siang (2/8) menyedot perhatian pengunjung. Sepanjang pertunjukan penonton dibuat tertawa dengan joke-joke Edy cs yang nyerempet-nyerempet saru.
”Aku ngono wis biasa ditembak. Malah nek ora onok sing nembak, aku malah njaluk ditembak (Aku sih biasa ditembak. Malah kalau tidak ada yang menembak, saya minta ditembak),” kata pelawak dengan nama panggung Susan itu.
Selama 30 menit tiga laki-laki genit tersebut memang mampu mengocok perut penonton. Tik-tak ketiganya berjalan spontan, cepat, dan segar. Padahal, selain berbahasa Belanda, mereka membanyol dengan bahasa Jawa ngoko yang lincah.
Ketika ditanya siapa yang mengajari bahasa Jawa, ketiganya mengaku tidak ada. Mereka hanya mendapatkan ”pelajaran” berbahasa Jawa itu di rumah lewat kedua orang tua masing-masing.
”Yo karo pergaulan nang grup iki. Ora ono liya (Ya dengan pergaulan di grup ini. Tak ada yang lain),” ujar Gwen yang di panggung bernama Evita. ”Mosok sih basa Jawaku wis apik (Masak sih bahasa Jawa saya sudah bagus)?” timpal Rubes alias Selly.
Ketiganya juga mengaku main kabaret untuk menyalurkan hobi melawak. Sehari-hari mereka punya profesi lain. Edy dan Gwen bekerja di salon, sedangkan Rubes menjadi perawat di sebuah rumah sakit.
Tapi, dari hobi melawak menggunakan idiom-idiom Jawa itu, ketiganya bisa memenuhi kebutuhan hidup dengan layak. Hampir setiap minggu ada saja yang menanggap mereka. Baik tampil secara freelance maupun bersama grup. Setiap manggung mereka mendapatkan bayaran jutaan rupiah. Umumnya mereka dibayar dengan dolar Amerika.
”Saben pamer iso oleh 150 dolar Amerika sakuwong. Tergantung sopo sing nanggap. Iso luwih akeh, iso luwih sitik. Lumayanlah iso dinggo urip nang kene (Setiap tampil bisa dapat USD 150 atau Rp 2 juta setiap orang. Tergantung siapa yang menanggap. Bisa lebih banyak, bisa lebih sedikit. Lumayan bisa untuk hidup di sini),” papar Edy. (*)
Lomba menyanyi lagu Jawa untuk menyambut peringatan 125 tahun migrasi orang Jawa di Suriname Sabtu malam (1/8) waktu setempat berlangsung seru dan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu