Menyapa Art Center Melbourne dengan Pesan Cinta
Selasa, 03 Agustus 2010 – 17:25 WIB

Memet Chairul Slamet, komposer, konsuktor dan pimpinan Gangsadewa. Foto: Don Kardono/Indopos
Nama Gangsadewa itu sendiri, kata Memet, punya dua arti. Pertama, grup ini biasa berlatih di rumahnya, di gang Sadewa. Nama pandawa lima yang nomor lima. Tetapi juga bisa dipersepsikan sebagai Gansa Dewa. “Musiknya dewa-dewa,” ceplos Memet yang menyebutnya hanya musik dan berkesenian, yang bisa menyapa siapa saja dengan cinta dan persahabatan.
Selain Gangsadewa, tampil juga penari balet Jade Dewi Tyas Tunggal dan tarian-tarian tradisional dari Gita Nusantara Dancer. Penari itu membawakan kreasi baru, Lenggang Nyai dari Jakarta dan Giring-Giring dari Kalimantan Timur. Sedang Jade menampilkan kolaborasi yang terinspirasi dari gerakan-gerakan balet, teknik cinema, pendekatan arsitektur, teatrikal, alam, dengan tata suara, tata cahaya, bahasa gerak dan pengiring yang amat menjiwai.
Jade pernah mendapat penghargaan “Australian Students Prize” di Newtown High School dalam Performing Arts tahun 1996.
Jade adalah Master Koreografi di Victorian College of the Arts and Music di Melbourne University. Sejak 1998, Jade banyak tampil dalam seni budaya yang beragam, di Houlihan & Dancers, The Body Cartography Project, Mirramu Dance Company, Chunky Move, Gong Tronic dan Victorian Opera. Karena itu, dia cukup terkenal di Melbourne.
Memet Chairul Slamet, master flute dan komposer jebolan ISI Jogjakarta itu seolah merepresentasi kebudayaan negeri. Tiupan lima macam alat
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu