Menyinggahi Wae Rebo, Desa di NTT Peraih Penghargaan Tertinggi UNESCO (1)

Cuma Ada Tujuh Rumah di Seluruh Dunia

Menyinggahi Wae Rebo, Desa di NTT Peraih Penghargaan Tertinggi UNESCO (1)
CARI KEHANGATAN: Warga Wae Rebo berjemur di sinar matahari pagi di depan Mbaru Tembong (rumah utama Wae Rebo). Foto : Doan W/JAWA POS
Labuan Bajo berjarak sekitar 130 kilometer dari Ruteng. Mencapai Ruteng bisa menggunakan mobil yang oleh warga setempat disebut oto. Bisa oto umum, bisa juga oto travel. 

Perjalanan menuju Ruteng sudah cukup menguras tenaga. Jalan Trans Flores menuju Ruteng memang beraspal. Sebagian besar cukup mulus meski terasa sempit. Tapi, jalannya berkelak-kelok. Sedikit sekali penggal jalan lurus yang panjangnya lebih dari 200 meter. Yang ada hanya belokan. Kiri, kanan, kiri, kanan. Itu pun kadang masih ada "bonus" berupa tanjakan tajam, lengkap dengan turunannya.

 

Kamis pekan lalu (6/9) Jawa Pos mengunjungi Wae Rebo. Perjalanan darat Labuan Bajo"Ruteng memakan waktu "hanya" 4 jam. Mobil hanya bisa berjalan dengan kecepatan rata-rata 30 kilometer per jam. Persis sepeda motor di jalanan kampung.

Ruteng adalah kota sejuk berketinggian sekitar 1.100 meter di atas permukaan laut di kaki Gunung Ranaka. Ruteng bisa menjadi tempat mengambil napas sejenak sebelum perjalanan sesungguhnya menuju Wae Rebo.

Wae Rebo, desa mini di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), meraih penghargaan tertinggi dari United Nations Educational, Scientific,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News