Menyinggahi Wae Rebo, Desa di NTT Peraih Penghargaan Tertinggi UNESCO (1)
Cuma Ada Tujuh Rumah di Seluruh Dunia
Minggu, 16 September 2012 – 00:11 WIB
***
Adalah Blasius Monta yang menyambut saya di Denge, Jumat pagi (7/9). Blasius asli Wae Rebo. Dia lahir di salah satu di antara tujuh mbaru niang Wae Rebo pada 27 September 1966. Rumahnya di Kampung Denge cukup besar. Sebagian dari tembok, sebagian lagi bangunan papan panggung.
Blasius memang cukup beken di kalangan pengunjung Wae Rebo. Sebab, dia adalah perintis yang membuat Wae Rebo menjadi lebih terkenal. "Saya yang pertama tangani tamu sejak 2002," ujar Blasius, guru SD Denge yang jarak sekolahnya hanya sekitar 200 meter dari rumahnya.
Tapi, sebelum itu Wae Rebo bukannya tak pernah dikunjungi orang luar. Blasius ingat pada 1989 ada orang asing yang naik ke Wae Rebo. Dia ingat betul tahun itu lantaran kunjungan tersebut terjadi saat Blasius baru lulus sekolah pendidikan guru (SPG) pada 1988. "Saya masih tinggal di Wae Rebo sebagai petani," ujar Blasius yang menjadi guru sejak 1993.
Wae Rebo, desa mini di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), meraih penghargaan tertinggi dari United Nations Educational, Scientific,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408