Menyinggahi Wae Rebo, Desa di NTT Peraih Penghargaan Tertinggi UNESCO (1)
Cuma Ada Tujuh Rumah di Seluruh Dunia
Minggu, 16 September 2012 – 00:11 WIB
Yang dia ingat, nama dua orang asing itu adalah Michael dari Amerika Selatan dan Simon dari Selandia Baru. Blasius, generasi ke-18 Wae Rebo, pun mulai berpikir. Kampungnya, Wae Rebo, cukup layak dikunjungi wisatawan. Setiap tahun satu"dua orang memang naik ke Wae Rebo.
Lagi-lagi, sebagian besar adalah orang asing. Kepada mereka, Blasius minta foto-foto Wae Rebo. Foto-foto itu lantas dikirimkan ke agen-agen wisata atau para guide di Ruteng.
Perlahan-lahan cara itu cespleng. "Sebelum peristiwa bom Bali 2002, sudah banyak yang berkunjung (ke Wae Rebo)," katanya.
Oleh Blasius, kunjungan demi kunjungan itu dicatat. Berdasar catatannya, sepanjang 2002-2009 terdapat 480 wisatawan yang datang di Wae Rebo. Di antara jumlah itu, hanya 15 orang Indonesia. Sedikit banget.
Wae Rebo, desa mini di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), meraih penghargaan tertinggi dari United Nations Educational, Scientific,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408