Menyinggahi Wae Rebo, Desa di NTT Peraih Penghargaan Tertinggi UNESCO (3-Habis)

Rumah Utama untuk Delapan Keluarga Keturunan Maro

Menyinggahi Wae Rebo, Desa di NTT Peraih Penghargaan Tertinggi UNESCO (3-Habis)
WARGA TERTUA: Isidorus Ingkul, warga tertua sekaligus tetua adat Wae Rebo. Foto : Doan W/Jawa Pos
 

Menurut Vitalis, jumlah mbaru niang di Wae Rebo memang tak boleh lebih dari tujuh. "Sebab, tujuh itu melambangkan tujuh kekuatan yang menjaga desa ini," katanya.

 

 ***

 

Kini Wae Rebo sedang menggeliat sebagai tujuan wisata. Sejumlah hotel dan biro wisata di Ruteng hingga Labuan Bajo di ujung barat Pulau Flores memamerkan foto-foto Wae Rebo.

 

Warga Wae Rebo juga tak tinggal diam. Mereka punya Lembaga Pariwisata Waerebo (LPW) untuk menata administrasi pariwisata. Berbagai servis kini punya tarif. Porter, misalnya, dibanderol Rp 150 ribuhingga Rp 200 ribu.

Mbaru niang di Wae Rebo memang layak mendapat penghargaan. Kampung mini di Manggarai, NTT, tersebut tak hanya berhasil melestarikan rumah-rumah kerucut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News