Menyongsong Rencana Penyatuan Tiga Zona Waktu
Senin, 04 Juni 2012 – 05:00 WIB

Menyongsong Rencana Penyatuan Tiga Zona Waktu
Manfaat lainnya adalah ruang komunikasi dan produktivitas kinerja birokrasi dari Sabang sampai Merauke dapat ditingkatkan. Penyebarluasan informasi juga tidak terhalang selisih waktu. Termasuk siaran televisi, penggunaan internet, dan pemanfaatan jaringan broadband.
Hatta juga merujuk Tiongkok sebagai contoh. Negara dengan wilayah sangat jembar itu juga hanya punya satu zona waktu. Contoh lainnya, Rusia, negeri dengan wilayah daratan terluas di dunia yang saat ini memiliki sembilan zona waktu juga tengah berencana mempersempitnya menjadi empat zona waktu.
Pemerintah berkeyakinan, penyamaan waktu dengan negara-negara tetangga akan memicu penghematan. "Kalau zona waktu kita bisa sama dengan negara-negara tetangga, kita bisa melakukan penghematan dalam jumlah besar, baik jam kerja, transaksi, maupun aktivitas ekonomi," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat dan Promosi Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI), Edib Muslim, mengatakan, penyatuan zona waktu di Indonesia bukan hal yang baru. Bahkan saat ini, sebagian masyarakat sudah terbiasa bangun pagi-pagi atau hidup dengan zona waktu GMT+9 atau setara dengan waktu Indonesia timur (WIT).
BAYANGKAN Anda tinggal atau sedang berada di Jayapura. Ada uang, katakanlah USD 1.000, yang butuh Anda tukarkan ke rupiah begitu bank mulai buka
BERITA TERKAIT
- Iwan Sunito Siap Dukung Program 3 Juta Rumah Lewat Kolaborasi Swasta
- Rencana Impor Diklaim Tak Bakal Ganggu Swasembada Pangan Nasional
- Dirut Bank DKI Jamin Dana Nasabah Aman dan Non-tunai KJP Plus Tetap Lancar
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang