Catatan Akhir Tahun Ketua MPR RI
Menyongsong Tahun 2024 dengan Rangkaian Beban Masalah 2023
Oleh: Bambang Soesatyo
Perang antara Rusia-Ukraina, serta perang Israel-Hamas, menyebabkan ketidakpastian di pasar yang ditandai dengan naiknya harga pangan dan harga energi.
Belum lagi faktor ketegangan di Laut China Selatan.
Jadi, karena ketidakpastian global selalu menghadirkan dampak yang luas, Indonesia harus cermat pula dalam mengkalkulasi dampak ketegangan geopolitik itu.
Ketidakpastian yang berlarut-larut itu pada akhir semakin memperburuk dinamika perekonomian global yang akhir-akhir ini ditandai dengan naiknya suku bunga acuan pada sejumlah negara di dunia.
Kecenderungan tingginya suku bunga acuan pada tingkat global diperkirakan berlangsung lebih lama.
Faktor naiknya suku bunga setidaknya berdampak ganda bagi banyak negara berkembang, termasuk emerging market.
Pertama, selain melemahnya valuta lokal (rupiah), beban pembayaran bunga utang luar negeri otomatis membengkak.
Kedua, likuiditas di negara-negara berkembang akan terkuras akibat penarikan dana asing (capital out flow).
Menurut Kementerian Keuangan (Kemenkeu), total utang Indonesia hingga akhir November 2023 sebesar Rp 8.041,01 triliun, dengan rasio terhadap PDB 38,11 persen.
Bagi Indonesia, tahun 2024 tidaklah mudah, karena dampak ketidakpastian global tahun ini dengan segala eksesnya masih akan berlanjut
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Jelang Natal & Tahun Baru, Senator Manaray Bersama Kemenhub Sepakat Awasi Harga Tiket ke Papua
- Indonesia Tunda Komitmen Iklim di COP 29 Azerbaijan, Aktivis Lingkungan Bereaksi
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- Waka MPR Lakukan Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Donggala
- Anggota DPRD DIY Menolak Istilah Nataru