Menyulap Tulang dan Kulit Ikan Jadi Kerajinan Tangan
Jadi Cenderamata Khas Kepri, Dikoleksi Banyak Menteri
jpnn.com - Usai menyantap ikan, jangan keburu dibuang tulangnya. Siapa tahu bisa membawa Anda keliling Indonesia. Seperti yang dialami Erwandi, warga Kabupaten Bintan, yang menyulap tulang ikan jadi kerajinan tangan.
FATIH MUFTIH, Bintan.
SUSAH bagi Erwandi bila harus mengingat kota-kota besar di Indonesia yang sudah dikunjunginya dalam kurun dua tahun terakhir. "Jakarta sudah lima kali, Bandung, Purwokerto, Medan, Surabaya, Bali," mulutnya masih menggumam. Sepasang bola matanya menerawang ke atas. Seolah-olah nama kota yang pernah dikunjungi itu tertempel di atap ruang kerjanya. "Pontianak," pekiknya girang. "Malaysia juga pernah sekali," sambungnya.
Tidak sepeser pun uang tercerabut dari dompet Erwandi selama berkeliling kota-kota besar itu. Yang ada, malah dompetnya kian menebal. Pasalnya, Erwandi pergi bukan untuk berbelanja. Tapi, justru berdagang. "Kalau ditotal, seingat saya sudah 13 kali saya ikut pameran, termasuk yang di Malaysia," ucap pria 39 tahun ini, ketika dijumpai Batam Pos di rumahnya, Rabu (26/11) lalu.
Nyaris pada setiap pameran ekonomi kreatif, nama Erwandi selalu tercatut di dalam daftar rombongan. Entah itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepri maupun Kabupaten Bintan. Seolah maskot, Erwandi selalu dibawa ke tiap pameran industri kreatif berskala nasional dan internasional.
Tapi, bukan Erwandi yang dipamerkan di sana. Melainkan, kerajinan tangan hasil sentuhan kreatifnya yang membawa badan pria kelahiran Belitung, 3 April 1975 ini bisa berkeliling Indonesia dan sekali singgah di negeri jiran. "Kalau saya yang dipamerin ya tak lakulah," kelakarnya.
Kemudian, dari sepetak ruang kerja di samping rumahnya di Kampung Sei Datuk, Bintan Timur, Erwandi mengeluarkan satu per satu boks cokelat dari kardus besar yang masih terselotip. "Maaf, belum dibuka. Soalnya baru semalam saya sampai dari ikut pameran di Surabaya," ucapnya.
Dari boks-boks cokelat kecil itu kemudian mencuat kotak kaca bening dengan miniatur kapal layar di dalamnya. Erwandi menukas, inilah yang membawanya bisa mengunjungi banyak kota di Indonesia. Sebuah miniatur kapal layar? Jangan salah. Sepintas tak ada yang spesial dari miniatur kreasi Erwandi. Namun, bila mengamati lebih jeli, bahan baku yang digunakan bukan bahan baku biasa. "Saya pakai tulang ikan jebong untuk membuatnya," jelas bapak dua anak ini.
Usai menyantap ikan, jangan keburu dibuang tulangnya. Siapa tahu bisa membawa Anda keliling Indonesia. Seperti yang dialami Erwandi, warga Kabupaten
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara