Menyusuri Kampung Bersejarah China Benteng
Dupa di Teras Rumah, Kertas Mantra Menempel di Pintu
Senin, 19 April 2010 – 06:34 WIB
Para penghuni yayasan kurus-kurus. Di gedung seluas 200 meter persegi itu, pasien duduk berjejer. Mereka bersandar pada tembok dengan pandangan menerawang. Namun, penampilan mereka bersih dan terawat. Saat disapa Jawa Pos, mereka tersenyum, lalu bersalaman tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Soal rencana penggusuran tersebut, Sugiarti pasrah. Dia hanya bisa berdoa agar pemkot mengurungkan niat itu. "Kami kan tidak bisa apa-apa. Serahkan saja semua kepada Tuhan," ucap dia. (c11/dwi)
Kampung China Benteng tampak seperti museum hidup di Kota Tangerang. Kampung itu ada sejak ratusan tahun lalu. Masyarakatnya menghuni kawasan di
Redaktur & Reporter : Antoni
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408