Menyusuri Kampung Sodong, Tempat Pembantaian di Video Mesuji
Lewat Sungai 2 Jam, Jalur Darat 4 Jam
Kamis, 22 Desember 2011 – 08:58 WIB
Perseteruan antara warga dan PT SWA sebenarnya sudah lama terjadi. Namun, tidak sampai berujung kepada pembunuhan. Situasinya berbeda ketika PT SWA mulai menggunakan tenaga pamswakarsa dari Palembang dua bulan sebelum kejadian. "Waktu perkebunan PT SWA dijaga oleh anggota Brimob, kami tidak ada masalah meskipun ada warga yang tertangkap mencuri," ungkap Kunci Syafei, warga Sungai Sodong.
Menurut dia, anggota Brimob cenderung lebih persuasif dengan warga. Bahkan, ada oknum Brimob yang sengaja membiarkan warga memanen sawit di lahan plasma asalkan memberikan mel-melan (pungli).
Terlepas dari kasus pembunuhan tersebut, Sungai Sodong selama ini dikenal sebagai daerah yang rawan. Warga di OKI tidak berani keluar masuk perkebunan di dekat Sungai Sodong. Hal itu terjadi karena ada kabar bahwa banyak warga Sungai Sodong yang memiliki senjata rakitan dan kerap menyerang.
Namun, kabar tersebut dibantah Ma'unah. Menurut dia, jika warga desanya memang menakutkan, tentu para transmigran tidak betah tinggal di sana. Faktanya, sudah puluhan tahun para transmigran tinggal di Sodong secara damai.
Kampung Sodong menjadi perbincangan seiring mencuatnya video pembantaian warga dalam kasus sengketa dengan perusahaan perkebunan. Seperti apa kondisi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408