Merantau ke Jakarta, Uber Anak Jalanan, Asuh Yatim Piatu

Merantau ke Jakarta, Uber Anak Jalanan, Asuh Yatim Piatu
Rusna Anas. Foto: Soetomo Samsu/JPNN
"Anak-anak yatim piatu itu tabungan bagi kita," ujarnya lirih, saat ditanya mengapa betah hidup di Jakarta hanya dengan mengandalkan honor sebagai pengasuh di yayasan itu. "Mereka anak-anak, butuh kasih sayang. Kalau bukan kita, siapa lagi?" imbuhnya.

Suaminya, Drs Syarifuddin, juga pengurus yayasan itu. Pria yang menikahi Rusna pada 1993 itu juga sosok yang sangat sederhana. Di acara perayaan ulang tahun warga yang digelar di yayasan itu, Syarifuddin lah yang memimpin doa. "Suami saya dari Jawa Timur," ujar Rusna, yang dua anaknya masih kecil, satu umur 5 tahun, satunya setahun.

Kilas balik, Rusna cerita, dulu sebelum kuliah, ada yang berseloroh kepadanya bahwa tidak ada gunanya perempuan kuliah, toh nanti juga di dapur. "Justru dari suara itu saya terlecut. Saya harus sarjana. Meski sebagai perempuan tetap di dapur, tapi juga harus mengamalkan ilmu," tuturnya.

Bicara dengan Rusna, sama sekali tidak pernah nyinggung soal materi, soal gaji, honor dan sejenisnya. Dia begitu yakin bahwa Allah memberikan rejeki bagi umatnya yang mau bekerja, termasuk kerja sosial. "Meski ngajar di sini, saya sudah guru bersertifikasi pada 2009 silam," ujarnya. Dari puluhan pengajar, hanya tiga guru yang sudah bersertifikasi. Dua lagi adalah suami Rusna, Syafruddin, dan ketua yayasan, Muhammad Sidik. ****


BAGI banyak kalangan, merantau adalah sebuah pilihan tatkala di kampung halaman susah mengail rejeki. Sukses tidaknya seorang perantau kerapkali


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News