Merapi Mengganas, 1 Balita Tewas

Merapi Mengganas, 1 Balita Tewas
Anak-anak di pengungsian desa Kepuh Hardjo. Mereka diberikan aneka permainan dari relawan yang datang dari lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga swasta. Foto:Boy Slamet/Jawa Pos
Bersama tim relawan lain mengevakuasi balita itu ke RSU Muntilan Magelang guna mendapatkan pertolongan cepat. Balita itu sempat mendapatkan perawatan beberapa jam. Namun, kondisi terus memburuk. "Hasil pemeriksaan dokter, balita tersebut mengalami gangguan pernapasan yang diduga menghirup abu vulkanik," jelasnya.

Kemungkinan ini bisa terjadi lantaran sejak dua hari terakhir terjadi hujan abu di wilayah Tlogolele. Hujan abu ini pun tidak hanya berdampak pada manusia secara langsung namun juga merasuk ke sayuran. Debu vulkanik ini sangat berbahaya lantaran mengandung silikon.

Menurut Sinam, Paimin tewas sekitar pukul 14.00 di RSU Muntilan. Kejadian ini bermula, saat Paimin dilarikan orang tuanya, Sapari, 40, mengungsi dari letusan Gunung Merapi, Jumat pagi. Saat itu, sekitar pukul 05.30 terjadi erupsi yang cukup hebat dan mengagetkan warga Dusun Stabelan yang jaraknya hanya sekitar 3,4 kilometer dari puncak Merapi.

Wilayah Stabelan sendiri masuk ke dalam kawasan rawan bencana (KRB) III. Sapari bersama ratusan warga lain melarikan diri ke TPS yang ada di Dusun Tlogomulyo, Tlogolele. Saat itu anaknya, Paimin, sudah menunjukkan gejala sesak nafas dan batuk-batuk.  Tim PMI saat itu sudah membujuk ibu korban untuk segera membawanya ke Puskesmas Selo. Namun sang ibu tidak mau. Sekitar pukul 09.00, Paimin menunjukkan gejala yang semakin kritis. Lantas dilarikan ke RSU Muntilan mengingat kondisinya yang makin memburuk.

SOLO - Prediksi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) Jogjakarta, jika akan ada letusan susulan Gunung Merapi (Radar Solo edisi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News