Merasa jadi Korban Keganasan Mafia Anggaran
Kamis, 26 Januari 2012 – 00:49 WIB

Dharnawati pada persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta dengan agenda pembacaan surat tuntutan, Senin (16/1) lalu. Foto : Arundono W/JPNN
"Siapapun yang melihat akan tunduk dan membungkuk hormat," ucapnya. "Mereka memaksa untuk membayar komitmen fee 10 persen dan mengancam akan mencoret daerah yang dialokasikan."
Meski demikian Dharnawati mengaku tak pernah memberi komitmen fee baik untuk Sindu maupun Acos. Bahkan ia membantah jika dituding memberi uang untuk Menakertrans Muhaimin Iskandar maupun Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi, Djamaluddin Malik, melalui Nyoman Suisnaya dan Dadong Irbarelawan. "Saya tak pernah berurusan dengan Abdul Muhaimin Iskandar dan Djamaluddin malik, baik sebagai pribadi maupun sebegai menteri dan Dirjen," ucapnya.
Pledoi Dharnawati juga berisi keluh kesah kehidupannya sejak menjadi pesakitan. Ia merasa mendapat perlakuan tak adil dari KPK.
Sejak ditahan setelah ditangkap pada 25 Agustus 2010 lalu, Dharnawati tak pernah bertemu lagi dengan anak-anaknya. Bahkan untuk makan pun, Dharnawati mengandalkan belas kasi orang lain.
JAKARTA - Terdakwa kasus suap ke pejabat Kemenakertrans, Dharnawati, merasa menjadi korban para calo dan mafia anggaran. Hal itu disampaikan
BERITA TERKAIT
- Kementerian ATR/BPN Berkomitmen Kejar 100 Persen Penyelesaian Sertifikasi Tanah
- Menerima Ancaman Pembunuhan, Dedi Mulyadi Yakin Warga Jabar Melindunginya
- MKD Jamin Bakal Menindaklajuti Aduan Rayen Pono yang Laporkan Ahmad Dhani
- TNI Pastikan Militer Jepang Ikut Super Garuda Shield 2025
- Kubu Hasto Minta KPK Buka CCTV Momen di Ruang Merokok yang Diklaim Wahyu Setiawan
- Hadirkan Pelaku Usaha Hingga Akademisi, Kemenko PM Gelar Uji Publik Program Berdaya Bersama