Merasa Jadi Korban Politik, Guru Curhat ke Presiden
Rabu, 03 Juli 2013 – 15:54 WIB
Selain curhat tentang guru yang menjadi korban politik, PGRI juga mengungkapkan permasalahan lain yang dihadapi guru. Di antaranya kompetensi guru yang belum maksimal karena diklat yang sangat terbatas, pembinaan profesi dan karier yang belum maksimal dan kekurangan guru sekolah dasar yang sangat banyak wilayah kabupaten/kota.
"Selama ini penerimaan hak-hak guru belum maksimal. Termasuk tunjangan fungsional dan tunjangan profesi guru yang hampir tidak tepat waktu maupun jumlahnya. Perlakuan terhadap guru swasta, guru honorer yang status kepegawaiannya belum jelas dan kesejahteraannya yang memprihatinkan. Kami berdoa semoga pemerintah segera memperoleh cara untuk penyelesaian berbagai masalah ini," papar Sulistyo.
Menurutnya, berbagai masalah ini akan menjadi rekomendasi PGRI untuk perbaikan bagi pemerintah. Meski demikian, PGRI kata dia, tetap mengucapkan terimakasih karena nasib dan kehidupan guru lebih baik. Ia berharap pemerintah tetap konsisten memajukan bidang pendidikan, termasuk nasib dan kemajuan guru ke depan. (flo/jpnn)
JAKARTA - Para guru merasa menjadi korban politik yang terjadi di daerah tempat mereka bekerja. Hal ini diungkapkan melalui sambutan yang disampaikan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ribuan Siswa Sekolah Tiga Bahasa Berlaga dalam Porseni PERSTIBI II 2024
- Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Mendikdasmen Abdul Mu'ti Gandeng Mendagri
- Penjelasan BKN soal Ribuan Akun Honorer TMS Tereset Saat Pendaftaran PPPK Tahap 2
- Mendiktisaintek: Pendidikan Ampuh Mencegah Radikalisme dan Terorisme
- Fikom Universitas Pancasila Buka Prodi Magister Baru, Diminati Influencer
- Gandeng ITB, IDSurvey Kembangkan Green Leadership di Kalangan Mahasiswa