Merasa Kerja di Ruang Kaca

Merasa Kerja di Ruang Kaca
AKSI MEMBELA SUMIATI : Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka saat berorasi bersama sejumlah Anggota dari Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI) dan Migran Care melakukan aksi teatrikal di depan Gedung Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta Timur, Jumat, 11 Nopember 2011. FOTO:RUNI/RAKYAT MERDEKA
Bagi saya dalam politik yang  penting bukan bagaimana kita bisa punya kedudukan dan kekuasaan. Yang penting dalam politik, juga dalam politik formal justru bagaimana proses kita menjadi seorang politisi. Kontrak politik saya dengan PDI Perjuangan jelas, mereka meminta saya untuk menjadi kader partai yang siap menjalankan ideologi dan garis partai. Saya meminta PDI Perjuangan memerlakukan saya sebagai kader partai yang punya hak dan kewajiban yang sama dengan kader-kader lain. Saya tidak ingin diposisikan sebagai entertainer dalam partai. Tapi, sebagai petugas partai.

Atas dasar komitmen tersebut, saya memutuskan mencalonkan diri dalam pemilu legislatif 2009. Dengan perjanjian, jika saya terpilih saya meminta untuk ditugaskan di komisi yang berhubungan dengan tenaga kerja. Partai pun menyetujui dan membuktikan janjinya. Latar belakang belakang profesi saya sebagai entertainer tidak sekedar diposisikan sebagai pencari suara. Meski pun saya orang baru saya diberi daerah yang merupakan basis partai (Jabar II Kab Bandung dan Kabupaten Bandung Barat) dengan nomor urut 2 dan satu dapil dengan Pak Taufik Kiemas yang dengan sabar memerkenalkan dan membimbing saya membangun komunikasi politik dengan struktur partai sampai tingkat ranting.

Janji partai kepada saya ditepati. Saat saya  terpilih saya ditugaskan di Komisi IX yang  membidangi masalah tenaga kerja dan kesehatan. Politik bukan sesuatu yang tiba-tiba dan instant bagi saya. Keputusan untuk bertugas di Komisi IX sudah saya rencanakan jauh-jauh hari bahkan sebelum saya mencalonkan diri di Pileg 2009. Dengan dibantu jaringan buruh dalam negeri dan juga jaringan TKI, saya memersiapkan agenda-agenda  politik di DPR, termasuk legislasi yang harus diperjuangkan dan penanganan kasus. Jadi sebenarnya di Parlemen selain karena tentu saja dukungan partai, saya bisa kerja sejauh ini dengan beberapa pencapain dalam dua tahun menjadi wakil rakyat, karena dukungan dan support yang kuat dari ekstra parlemen.


Bagaimana dengan dunia keartisan Anda?

Hal lain yang juga penting adalah dalam kehidupan kita, tak mungkin kita lepas dari politik. Ketidakadilan, pemiskinan dan pembodohan datang akibat kebijakan politik. Lalu apa hubungannya dengan dunia seni? Jangankan dunia seni, harga cabe saja adalah hasil kebijakan poltik. Petani bisa sejahtera pun tergantung kebijakan politik. Apalagi dunia seni.

SEBAGAI politisi perempuan, kiprah si Oneng cukup mewarnai dinamika perpolitikan tanah air. Pemilik nama lengkap Rieke Diah Pitaloka Intan Permatasari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News