Merasa Kerja di Ruang Kaca

Merasa Kerja di Ruang Kaca
AKSI MEMBELA SUMIATI : Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka saat berorasi bersama sejumlah Anggota dari Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI) dan Migran Care melakukan aksi teatrikal di depan Gedung Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta Timur, Jumat, 11 Nopember 2011. FOTO:RUNI/RAKYAT MERDEKA
Bagi saya seni dan politik adalah dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Dalam proses saya sebagai pekerja seni, saya diberi pelajaran berharga, kerja seni pun sesungguhnya adalah kerja politik. Karena produk-produk dari sebuah kerja seni dinikmati orang banyak, bahkan berpengaruh terhadap kehidupan publik.

Karena kesadaran itulah dalam proses saya berkesenian selanjutnya, saya termasuk artis yang pilih-pilih peran. Kesadaran politik membantu saya menjadi pekerja seni, bukan sebagai obyek seni. Begitu pula dengan puisi-puisi yang saya tulis. Tuhan memertemukan saya dengan penyair Sitor Situmorang yang bersedia menjadi guru menulis puisi saya. Pak Sitor bersedia saya repotkan seminggu sekali di rumahnya. Beruntung sekali, karena lewat beliau saya tidak hanya belajar teknis penulisan, tapi juga substansi karya seni termasuk puisi yang politis.

Pesan Pak Sitor, “Jangan hanya menulis tentang hidupmu, menulislah tentang hidup orang lain dalam  karyamu, sehingga mereka hidup dalam setiap kata yang kau tuliskan.” 

Lewat Pak Sitor dan karya-karya Wiji Thukul saya belajar bagaimana seni bisa ‘bekerja’ untuk kepentingan orang banyak. Dan itulah kerja politik. Lewat puisinya, wiji Thukul, meski tak hadir secara fisik, namun bisa menggerakan ribuan mahasiswa untuk menggulingkan rezim Orde Baru. Dan saya ada pada masa itu, membacakan puisi-puisi Thukul di panggung-panggung demonstrasi. Tanpa merasa digurui, sebuah karya seni yang  lahir dari empati dan hati mampu membuat sebuah perubahan. Itulah kenapa bagi saya politik butuh seni. Supaya tidak kasar, supaya tidak rakus, supaya tidak alpa terhadap amanat. Politik harus berempati dan dekat dengan kisah mereka yang papa yang tertindas yang didzolimi, agar kebijakan poltik yang dihasilkan jelas arah dan tujuannya untuk siapa.


Apa lagi yang Anda impikan sebagai wakil rakyat?

SEBAGAI politisi perempuan, kiprah si Oneng cukup mewarnai dinamika perpolitikan tanah air. Pemilik nama lengkap Rieke Diah Pitaloka Intan Permatasari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News