Merasakan Berpuasa dengan Umat Muslim di Jerman
Di Masjid Turkish Dapat Takjil Sup Rempah-Rempah
Rabu, 08 September 2010 – 08:08 WIB
Kami duduk mengelilingi meja makan, mirip makan malam keluarga. Alya Bunyamin, pengurus masjid, menyatakan tak banyak jamaah perempuan yang datang untuk berbuka puasa di masjid. "Kebanyakan jamaah perempuan berbuka puasa di rumah, menyiapkan untuk keluarga," jelasnya.
Bahkan, pada hari biasa, jamaah perempuan yang ke masjid jauh lebih sedikit. "Mereka biasanya datang setiap Jumat untuk salat Jumat," tambahnya. Namun, jumlahnya tak lebih dari 20 orang. Selama kami berbuka, masjid itu mendapat tambahan sekitar dua hingga tiga hidangan berbuka puasa dari jamaah.
Kebanyakan jamaah mengantarkan roti dalam berbagai bentuk dan rasa. "Alhamdulillah, setiap hari ada saja yang mengantar takjil berbuka," lanjut dia.
Walaupun masjid itu milik komunitas Turkish, mereka menyatakan bahwa masjid tersebut terbuka untuk siapa saja. Mereka bahkan mengundang kami untuk berbuka puasa setiap hari di sana. (*/c5/ari)
Bagaimana rasanya menjalani puasa Ramadan di Jerman yang umat muslimnya termasuk minoritas? Mantan wartawan Jawa Pos MARIA W. PARAMITA yang kini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408