Merasakan Fenomena Obama di Jantung Amerika (1)
Monumen Tanda Tangan Jadi Penanda Kemenangan
Selasa, 11 November 2008 – 10:25 WIB

Foto :DOAN WIDHIANDONO /JAWA POS
Pada 28 Agustus 1963, Martin Luther King Jr, salah seorang tokoh kulit hitam yang memperjuangkan persamaan hak, berpidato di depan Lincoln Memorial. Pidato itu sangat terkenal. Banyak yang menyebut pidato itu sebagai I Have A Dream Speech. Memang, saat berbicara di depan bangunan bergaya Yunani itu, kalimat terkenal King adalah I have a dream (saya punya mimpi).
Pidato bersejarah itu diucapkan King pada hari terakhir pawai manusia yang kerap disebut March on Washington for Jobs and Freedom (pawai di Washington demi pekerjaan dan kemerdekaan).
Salah satu kutipan pidatonya adalah, ''Saya bermimpi, suatu hari bangsa ini akan bangkit dan mewujudkan makna semboyan bangsa. Yaitu, kami meyakini hal ini, bahwa setiap orang diciptakan setara. Saya bermimpi, suatu hari empat anak saya akan hidup pada suatu bangsa, tempat mereka tidak dinilai semata-mata berdasar warna kulit, tapi berdasar karakter.''
''Dan sekarang, impian Dr King menjadi kenyataan. Presiden kami tak dipilih berdasar warna kulit. Warga memandang Obama adalah figur yang cocok, tak peduli dia hitam atau putih,'' kata Marianne Simpson, warga kulit putih yang tinggal di Chicago.
TERpILIHYA Barack Obama sebagai presiden Amerika Serikat (AS) bukan proses politik biasa. Pemilihan umum itu menghasilkan pemenuhan mimpi. Mimpi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu