Merasakan Gairah Universal Natal di Kota Besar Jepang
Warga Buddhis Antre Berjam-jam untuk Kado Suami
Rabu, 24 Desember 2008 – 05:50 WIB
Tradisi sinkretisme itu yang pada akhirnya bermuara pada sekularisme. Menurut hasil World Values Survey yang dirilis tahun lalu, Jepang adalah negeri paling sekuler di dunia. Mayoritas warganya tak perlu merasa terikat pada ritual atau aturan agama tertentu. Mereka merasa merdeka merayakan hari besar berbagai agama atau kepercayaan. Pertanyaan, ’apa agama Anda’ pun bisa menjadi pertanyaan yang menimbulkan ketersinggungan.
Tak sedikit warga Jepang yang menikah di gereja, tapi ketika meninggal diupacarai di kuil Shinto. Perayaan Tanabata (festival bintang) yang dipengaruhi kebudayaan Tiongkok dan Obon yang berakar pada tradisi Buddha, bisa sama meriahnya dengan perayaan Natal.
Jadi, tak mengherankan jika Kozumi Miyamoto, seorang pekerja di bagian informasi turis di Yokohama, mengaku bisa betah berjam-jam antre demi mendapatkan kado Natal terbaik bagi suaminya. ”Kami bukan pemeluk Kristen, tapi kebiasaan saling memberi hadiah kami lakukan sejak masa pacaran. Ini tradisi yang umum di Jepang. Semua teman yang saya kenal juga melakukan hal yang sama,” katanya.
Senada dengan Kozumi, Haruko Nanami, resepsionis sebuah hotel di Nagoya, juga menganggap berburu kado Natal sebagai kebiasaan menyenangkan. Haruko yang mengaku pemeluk Buddha, biasanya melakukannya dengan teman sejawat atau adik dan kakaknya.
Meski penganut Kristiani tak sampai satu persen dari total penduduk Jepang, suasana menjelang Natal di Negeri Sakura sangat meriah. Terutama di kota-kota
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408