Merasakan Keharuan dalam Kebaktian Terakhir di Kalijodo
Hingga detik-detik terakhir, kepompong akan berupaya melepaskan zat-zatnya. Zat-zat itulah yang merobek kulit kepompong yang mulai mengering. Lalu, sayap-sayap bayi kupu-kupu mulai muncul dan terbang menikmati hidup baru sebagai makhluk Tuhan yang merdeka di bumi.
''Berterimakasihlah pada masa menjadi kepompong selama 50 tahun ini. Karena hari ini Tuhan melepas kita menjadi kupu-kupu. Tebarkanlah kebaikan di mana pun kita berada. Jadilah pelayan Tuhan,'' ujarnya.
Ibadat terakhir itu diselingi cerita kisah-kisah jemaat. Indah Novianti, 40, salah seorang di antara mereka. Kesaksiannya membuat siapa pun yang mendengar cerita tersebut sedih sekaligus terharu. Ada banyak kisah di gereja itu.
Kisah yang tidak mungkin didapat di tempat lain. Kisah yang hilang bersama runtuhnya bangunan gereja. Terkenang saat dua tahun lalu dia masuk ke gereja itu kali pertama. Tepat menjelang perayaan Paskah. Anak-anak kecil menyapa dia ramah di ujung jalan.
Mereka berlari-lari kecil di belakangnya. Bahagia sekali. Lorong-lorong yang dilewati berjejer PSK-PSK cantik. Di lehernya melingkar kalung salib Yesus. Mereka masih sempat bertegur sapa. Sisi lembut manusia memang takan pernah hilang. ''Saya kehilangan momen itu,'' tuturnya, lantas sesenggukan. (bad/c4/ano)
MENGHARUKAN. Kata itu pas menggambarkan suasana misa di Gereja Bethel Kalijodo. Itu adalah peribadatan terakhir setelah gereja tersebut 48 tahun
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408
- Melihat dari Dekat Upaya Tanoto Foundation Membentuk Generasi Unggul di TSG 2024