Merasakan Perayaan Idul Adha di Yangon, Myanmar
Dibanding Indonesia, Sapi Lebih Murah, Kambing Lebih Mahal
Kamis, 18 November 2010 – 08:08 WIB

Merasakan Perayaan Idul Adha di Yangon, Myanmar
Masyarakat muslim di Yangon, kota terbesar di Myanmar, kemarin merayakan Idul Adha 1431 H. Suasananya lebih marak daripada Idul Fitri di negara yang dikuasai rezim militer tersebut.
=======================
TOMY C. GUTOMO, Yangon
=======================
=======================
TOMY C. GUTOMO, Yangon
=======================
UMAT Islam di Myanmar memang tidak banyak. Tak lebih dari 5 persen di antara jumlah penduduk di negara itu. Kali ini, kaum muslim Myanmar merayakan Idul Adha bersamaan dengan pelaksanaan Idul Kurban versi pemerintah di Indonesia. Biasanya, hari raya Idul Adha maupun Idul Fitri di Myanmar sehari lebih lambat dari Indonesia.
Karena umat Islam merupakan minoritas, pemerintah Myanmar tidak menetapkan Idul Adha sebagai hari libur nasional. Namun, warga muslim yang bekerja diberi hak libur. Berbeda dari Idul Fitri, umat Islam justru tidak libur bekerja. Setelah salat Idul Fitri, mereka langsung bekerja.
"Sebab, saat Idul Adha, kami butuh waktu untuk menyembelih dan membagikan daging kurban," kata Muhammad Hasyim, warga muslim yang tinggal di Jalan Yetwingone, Mingalar Taung Nyunt, Yangon.
Masyarakat muslim di Yangon, kota terbesar di Myanmar, kemarin merayakan Idul Adha 1431 H. Suasananya lebih marak daripada Idul Fitri di negara yang
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah