Merasakan Suasana Ramadan di Negeri Aquino (2-Habis)
Lebih Familier Pakai Nama Warna daripada Nama Arab

Kegiatan masjid pun sangat bervariasi. Tidak hanya mengaji kitab suci Alquran dan hadis, Blue Mosque juga sering mengadakan seminar budaya Islami. Antara lain, membahas film besutan sutradara Indonesia, Ayat-Ayat Cinta. ’’Ceritanya sangat bagus sehingga banyak jamaah yang menangis,’’ kata pria ramah itu.
Seminar budaya keislaman menjadi salah satu jalan diplomasi pengurus Blue Mosque dalam syiar Islam di Filipina. Selain seminar tentang perfilman, di masjid berkubah biru itu sering digelar pelatihan cara berbusana Islami, pernikahan dan parenting, lomba menulis kaligrafi, kesusastraan, dan sebagainya.
Semua kegiatan itu, menurut Jadjurie, bisa melunakkan wajah Islam yang selama ini dipersepsi ’’keras’’ oleh sebagian masyarakat Filipina. Apalagi sebagian kelompok Islam di Filipina Selatan melakukan perjuangan bersenjata untuk mendapat kemerdekaan mereka.
Dengan jalan diplomasi yang moderat itu, pengurus Moro Islamic Liberation Front (MILF) tersebut memperoleh simpati dari banyak pihak. Baik dari luar negeri maupun masyarakat Filipina sendiri. Karena itu, beberapa kali terjadi dialog yang mengarah pada perjanjian damai antara MILF yang mewakili bangsa Moro dan pemerintah Filipina.
’’Sayang, pergantian kepemimpinan sering membuat agenda perdamaian itu berubah-ubah sehingga belum terealisasi hingga sekarang,’’ paparnya.
Pada zaman Presiden Ferdinand Marcos, menurut Jadjurie, suasana dan kondisi lebih menjanjikan untuk menyelesaikan masalah menuju perdamaian. Pada zaman itulah Filipina mendirikan banyak masjid atas bantuan negara-negara Islam. Misalnya, Blue Mosque dan Golden Mosque (Libya) serta sejumlah masjid kecil atas bantuan Arab Saudi, Kuwait, Iran, dan Uni Emirat Arab.
’’Di kawasan sekitar Taguig City saja, ada 16 masjid kecil-kecil sumbangan dari berbagai negara itu,’’ tambahnya.
Namun, kata Jadjurie, banyaknya masjid itu ternyata membawa masalah baru dalam syiar agama (Islam) di Filipina. Sebab, masjid-masjid tersebut ternyata membawa paham dari negara yang membantu. Selain Sunni, di Filipina berkembang paham Syiah dan Wahabi.
Sejumlah masjid besar di Filipina menggunakan warna sebagai namanya. Di antaranya, Blue Mosque di Taguig City, Golden Mosque di Manila City, dan
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu